Selamat datang di Coretan Sederhanaku, Semoga Coretan Sederhana ini Sedikitnya bisa bermanfaat bagi anda"Feliks Jerych"

Kamis, 23 Januari 2014

PENGARUH KOMUNIKASI KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN/TINGKAH LAKU ANAK



KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Keluarga Terhadap Perkembangan/TingkahLaku Anak.” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki. Terima kasih juga kepada Bpk. Drs. R. Hartopo Eko Poetro, M. Si selaku dosen mata kuliah Psikologi Sosial yang telah memberikan pengetahuannya tentang psikologi sosial dan juga yang telah memberikan tugas ini kepada saya sebagai tindak lanjut langkah berpikir saya dalam memahami psikologi sosial.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengaruh komunikasi keluarga terhadap perkembangan/tingkah laku anak.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya  berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhirnya saya mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Surabaya, 20 Januari 2014
Feliks Herdinat.

BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Kasih sayang yang diberikan keluarga lebih khusus yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya laksana hujan ditengah kemarau panjang bagi seorang petani. Harus diakui bahwa setiap manusia sangat membutuhkan kasih sayang dari keluarga. Lebih khusus pada masa bayi, balita, kanak-kanak, sampai beranjak dewasa. Pada masa-masa ini, individu akan terlihat bahagia, semangat, dan memperoleh ketenangan jiwa bila disentuh oleh kehangatan kasih sayang keluarga.
 Anak yang hidup tanpa kasih sayang yang tulus dari orang tuanya tidak akan merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hidupnya.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap keluarga memikul tanggung jawab terhadap keselamatan, ketenangan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup setiap anggotanya. Pendidikan pertama diperoleh seorang anak dari orang tuanya. Dengan orang tuanyalah seseorang anak memulai interaksi dan komunikasinya.
Komunikasi merupakan hal penting dalam kehidupan individu untuk berinteraksi dengan lingkungannya. “Bayi yang baru lahir sekalipun sudah memerlukan komunikasi untuk menyampaikan apa yang ia ingin dan perlukan melalui tangisan. Dengan tangisanlah ia menyampaikan pesan bahwa ia haus, lapar, sakit, ataupun hanya sekedar ingin dibelai oleh ibunya.
Percakapan yang hangat antara anak dan orang tua mempunyai arti dan kebahagiaan yang penting bagi seorang anak. Senyum orang tua jika anak berbuat baik dapat membuat anak termotivasi untuk selalu berbuat baik. Cerita-cerita anak jika didengarkan dengan baik akan menjadikan anak lebih bersikap terbuka dan merasa dirinya dihargai. Penghargaan akan sangat penting artinya bagi seorang anak untuk menumbuhkan sikap percaya diri anak. “Percaya diri merupakan salah satu ciri atau karakteristik utama dari pribadi yang sukses.”
Dari uraian di atas, dapat terlihat betapa pentingnya terciptanya suasana komunikatif dalam keluarga, sehingga anak akan merasa keluarga adalah istana atau tempat yang paling indah. Juga sesuatu yang terpenting dalam hidupnya.
Adapun yang saya jadikan latar belakang masalah adalah hubungan “komunikasi keluarga dengan perkembangan/tingkah laku anak”. Latar belakang inilah yang mendorong saya untuk menggali dan membahas judul makalah ini, yaitu: “Pengaruh Komunikasi Keluarga Terhadap Perkembangan/TingkahLaku Anak.”

B.       Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan, saya memberikan perumusan masalah yaitu “adakah pengaruh yang signifikan antara komunikasi keluarga dengan perkembangan/tingkah laku anak ?”

Bab  II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Komunikasi
Secara etimologis atau menurut asal katanya istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu comunication, yang akar katanya adalah communis, tetapi bukan partai komunis dalam kegiatan politik. Arti communis adalah sama, dalamarti kata sama makna yaitu sama makna mengenai suatu hal. Secara terminologis komunikasi proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang pada orang lain. Dalam terminologi yang lain komunikasi dapat dipandang sebagai proses penyampaian informasi, dalam pengertian ini, keberhasilan komunikasi sangat tergantung dari penguasaan materi dan pengaturan cara-cara penyampaiannya. Sedangkan pengirim dan penerima pesan bukan merupakan komponen yang menentukan.
Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
Komunikator (siapa yang mengatakan?)
Pesan (mengatakan apa?)
Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
Komunikan (kepada siapa?)
Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

B.       Arus Komunikasi Keluarga
1.      Dasar-Dasar Komunikasi dalam Keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia. Mulyana pernah berujar, bahwa tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab, karena cara-cara berperrilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi. Jadi komunikasi adalah inti dari semua hubungan dengan tingkat kedalaman yang bervariasi yang ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, pengertian, dan saling percaya di antara kedua belah pihak.
Keluarga adalah sebagai sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan. Didalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah karena pernikahan.
Pengertian keluarga menurut Noor (1983) adalah suatu unit atau lingkungan masyarakat yang paling kecil atau merupakan masyarakat yang paling bawah dari satu lingkungan negara. Posisi keluarga atau rumah tangga ini sangat sentral seperti diungkapkan oleh Aristoteles (dalam Noor, 1983) bahwa keluarga rumah tangga adalah dasar pembinaan negara. Dari beberapa keluarga rumah tangga berdirilah suatu kampung kemudian berdiri suatu kota. Dari beberapa kota berdiri daru propinsi, dan dari beberapa propinsi berdiridatu negara.
Pada dasaranya keluarga itu adalah sebuah komunitas dalam “satu atap”. Kesadaran untuk hidup bersama dalam satu atap sebagai suami istri dan saling interaksi dan berpotensi punya anak akhirnya membentuk komunikasi baru yang disebut keluarga. Karenanya keluargapun dapat diberi batasan sebagai sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita perhubungan mana sedikit banyak bertsanggung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiridari suami, istri dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
Ketika sebuah keluarga terbentuk, komunikasi baru karena hubungan darahpun terbentuk pula. Di dalamnya ada suami, istri dan anak sebagai penghuninya. Saling berhubungan, saling berinteraksi di antara mereka melahirkan dinamika kelompok karena berbagai kepentingan, yang terkadang bisa memicu konflik dalam keluarga.
Oleh karena itu, konflik dalam keluarga harus diminimalkan untuk mewujudkan keluarga seimbang dan bagaimana cara berkomunikasi dalam keluarga dengan baik. Keluarga seimbang adalah keluarga yang ditandai keharmonisan hubungan (relasi) antara ayah dan ibu antara ayah dan anak serta antara ibu dan anak. Setiap anggota keluarga tahu tugas dan tanggung jawab masing-masing dan dapat dipercaya.
Tak dapat dipungkiri, hubunganyang menjadi kepedulian kebanyakan orang adalah hubungan dalam keluarga, keluarga mewakili suatu konstelasi hubungan yang sangat khusus.
Dilingkungan keluarga, komunikasi juga sangat besar kedudukannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup keluarga yang bersangkutan. Tanpa dibarengi dengan pelaksanaan komunikasi yang terbuka antar anggota dalam suatu keluarga dipastikan tidak akan terjadi keharmonisan di dalamnya.
Dalam keluarga juga paling sering terjadinya proses komunikasi dan informasi pendidikan. Bukanlah pendidikan awalnya dari keluarga? Sebagian besar perilaku orangtua dan lingkungannya dalam keluarga, akanselalu mendapatkan proses pendidikan sepanjang anak-anak masih diasuh di dalamnya.
Didalam lingkungan keluarga memang tidak hanya terjadi proses komunikasi pendidikanlain seperti komunikasi massa (setidaknya sebagai anggota audiens pemirsa dan pembaca media massa).
Infromasi dalam lingkungan keluarga pun menyertai kehadiran proses komunikasi, baik langsung ataupun tidak langsung. Seperti halnya proses komunikasi, proses perjalanan informasi dalam lingkungan keluarga selalu sejalan sebagai penyerta proses komunikasi.

2.         Aneka Komunikasi dalam Keluarga
1.        Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara individu atau kelompok yang mempergunakan bahasa sebagai alat perhubungan efektif tidaknya suatu kegiatan komunikasi bergantung dari ketepatan kata-kata atau kalimat dalam mengungkapkan sesuatu.
Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam keluarga setiap hari orang tua selalu ingin berbincang-bincang kepada anaknya., canda dan tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak.
2.    Komunikasi non verbal
Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga tidak hanya dalam bentuk verbal, tetapi juga dalam bentuk nonverbal. Walaupun begitu, komunikasi nonverbal suatu ketika bisa berfungsi sebagai penguat komunikasi verbal. Fungsi komunikasi verbal sangat terasa jika, komunikasi yang dilakukan secara verbal tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara jelas.
3.    Komunikasi Individual
Komunikasi individual atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga. Komunikasi yang terjadi berlangsung dalam sebuah interaksi antarpribadi, antara suami dan istri, antara ayah dan anak, antara ibu dan anak, antar anak dan anak.
4.    Komunikasi kelompok
Hubungan akrab antara orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam keluarga keakraban hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara orang tua dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan. Suadahwaktunya orang tua meluangkan waktu dan kesempatan untukduduk bersama dengan anak-anak, berbicara, berdialog dalam suasana santai.

3.         Tahap-tahap yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga
a.         Keluarga dengan anak–anak prasekolah
Pada tahap ini dari lahir hingga usia 6 tahun, anak – anak ada pada tahun puncak untuk mempelajari bahasa. Kemampuan berbahasa terutama diperoleh dari keluarga khususnya dari interaksi anatara anak dan pengasuh utama, ibunya. Anak – anak memulai kemampuan berbahasa dengan menggunakan kata – kata tunggal. Anatara usia 18 – 24 bulan, ungkapan – ungkapan dua kata muncul. Menjelangn usia 3 tahun anak- anak menguasai kira – kira seribu kata, dan mulai usia 4-5 tahun mereka memperoleh kira-kira 50 kata setiap bulan.
b.        Keluarga dengan anak–anak usia sekolah
Anak – anak semakin mengalami kebebasan sejalan dengan pertambahan usia. Mereka memperoleh pengaruh tidak hanya lewat komunikasi keluarga yang masih merupakan kekuatan dominan, tapi juga lewat komunikasi dengan pihak – pihak di luar keluarga. Dua dimensi komunikasi orang tua-anak menjadi penting; penerimaan–penolakan dan kontrol otonomi.
c.         Keluarga dengan anak–anak remaja
Tahap ini cenderung ditandai dengan bertambahnya konflik sehubungan dengan bertambahya kebebasan anak–anak. Masalah–masalah otonomi dan kontrol menjadi sangat tajam pada tahun–tahun ini. Anak–anak remaja mulai mengalihkan komunikasi dari komunikasi keluarga kepada komunikasi dengan teman-teman sebaya . Karena perubahan–perubahan fisiologis dan psikologis yang dialami remaja, topik–topik tertentu menjadi perhatian mereka. Pendeknya, usia remaja merupakan tantangan terbesar bagi komunikasi keluarga. Bila orang tua dan anak dapat mengatasi badai, komunikasi selanjutnya akan lebih lancar. Selanjutnya dapat disimpulkan dengan pertambahan usia, hubungan kita dengan saudara- saudara kandung  tetap penting. Misalnya, penelitian di Universitas Purdue menunjukkan bahwa wanita yang mempunyai hubungan akrab dengan seorang saudara perempuannya mengalami kurang depresi dalam kehidupan lanjutnya. Klagsbrun melaporkan, berdasarkan survey, bahwa wanita lebih cenderung merasa akrab dengan saudara-saudara perempuannya dibandingkan dengan pria terhadap saudara-sudara prianya dan bahwa saudara-saudara kandung lebih cenderung akrab sebagai orang–orang dewasa bila perbedaan usia mereka tidak lebih dari lima tahun antara yang satu dengan lainnya.
4.         Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga
Berkomunikasi itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang lain. Dilain waktu seseorang mengeluh tidak dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang lain.
Dalam keluarga, ketika dua orang berkomunikasi, sebetulnya mereka berada dalam perbedaan untuk mencapai kesamaan pengertian dengan cara mengungkapkan dunia sendiri yang khas, mengungkapkan dirinya yang tidak sama dengan siapapun. Sekalipun yang berkomunikasi ibu adalah antara suami dan istri antara ayah dan anak antara ibu dan anak, dan antara anak dan anak, hanya sebagian kecil mereka itu sama-sama tahu, sama-sama mengalami, sama pendapat, dan sama pandangan.
Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi kimunikasi da,am keluarga, seperti yang akan duraikan berikut ini :
a.         Citra diri dan citra orang lain
Citra diri atau merasa diri, maksudnya sama saja. Ketika orang berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, dua mempunyai citra diri dia merasa dirinya sebagai apa dan bagaimana. Setiap orang mempunyai gambaran–gambaran tertentu mengenai dirinya statusnya, kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya, bagaimana penilaiannya terhadap segala yang berlangsung disekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang.
Tidak hanya citra diri, citra orang lain juga mempengaruhi cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Orang lain mempunyai gambaran tangkhas bagi dirinya. Jika seorang ayah mencitrakan anaknya sebagai manusia yang lemah, ingusan, tak tahu apa-apa, harus di atur, maka ia berbicara secara otoriter. Akhirnya, citra diri dan citra orang lain harus saling berkaitan, saling lengkap-melengkapai. Perpaduan kedua citra itu menentukan gaya dancara komunikasi.

b.      Suasana Psikologis
Suasana Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa irihati, diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
c.       Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan cara yang berbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang terjadi di sekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana di rumah bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal. Demikian juga komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki norma yang harus diataati, maka komunikasi yang berlangsungpun harus taat norma.
d.      Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola kepemimpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-hubungan tersebut. Menurut Cragan dan Wright, kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok.
e.       Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang dipergunakan oleh orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang digunakan itu tidak mampu mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat. Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk menggunakan bahasa yang mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
f.       Perbedaan Usia
Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa berbicara sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara. Berbicara kepada anak kecil berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka mempunyai dunia masing-masing yang harus dipahami.

C.           Komunikasi Interpersonal
Berikut beberapa pengertian komunikasi interpersonal menurut para ahli:
1.       Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
2.      Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
3.      Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
4.      Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).

D.           Analisa
Dari uraian-uraian pada komunikasi keluarga di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa komunikasi keluarga sangat penting perannya dalam mempengaruhi perkembangan/tingkah laku anak atau individu baru. Jika kita mendidik anak dengan menggunakan komunikasi yang baik maka anak atau individu baru tersebut akan berkembang menjadi seseorang yang memiliki tingkah laku baik pula. Sebaliknya jika seorang anak dalam proses perkembangannya berada dilingkungan yang kurang baik, lingkungan yang terkenal dengan kekerasan dan hal-hal buruk lainnya, maka anak tersebut akan berkembang menjadi seorang yang menyukai kekerasan juga.
Selain dari komunikasi keluarga dalam komunikasi interpersonal juga kita bisa melihat danya keterkaitan dengan perkembangan prilaku individu baru, hal itu dijelaskan pada poin 3 menurut (Mulyana, 2000, p. 73) yang mengatakan bahwakomunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya, juga pada poin 4 menurut pemikiran Efendi.


BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
Dari uraian dalam Bab pembahasan di atas, maka saya dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.
a.         Komunikasi adalah dimana ada masyarakat yang melakukan hubungan sosial disitu ada kegiatan komunikasi.
Keluarga merupakan sebuah lembaga yang terkecil dimana di dalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah karena pernikahan.
Komunikasi dalam keluarga adalah sebuah penyampaian pesan atau informasi yang berlangsung dalam keluarga. Disitu diperlukan keterbukaan di dalam berkomunikasi antar anggota dalam suatu keluarga. Segala perilaku orang tua dan lingkungannya dalam keluarga akan selalu mendapatkan proses pendidikan sepanjang anak–anak masih di asah di dalamnya.
b.      Aneka komunikasi dalam keluarga
1.       Komunikasi verbal
2.       Komnikasi nonverbal
3.       Komunikasi Individual
4.       Komunikasi Kelompok

c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga adalah
1.      Citra diri dan citra orang lain
2.      Suasana psikologis
3.      Lingkungan fisik
4.      Kepemimpinan
5.      Bahasa
6.      Perbedaan usia
Dari pengertiann komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh para ahli diatas kita bisa melihat adanya pengaruh komunikasi interpersonal dalam menentukan perkembangan individu. Hal itu kita bisa melihat pada poin 4 menurut pemikiran Effendi yang mengatakan bahwa pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).

B.       Saran
Diharapkan kepada para Pembaca agar memperhatikan poin-poin penting dalam makalah ini untuk menerapkan dalam keluarga, lebih khusus pada saat kita mendidik sang buah hati, agar dia bisa berkembang menjadi individu yang baik di kemudian hari.
Tingkah laku yang baik yang ditunjukkan seseorang mencerminkan kebaikan dari keluarga yang membesarkannya.
DAFTAR PUSTAKA


Djamarah, Syaiful Bahri, 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga, Jakarta : Rineka Cipta.
M. Yusuf, Pawit, 2009. Ilmu Informasi Komunikasi dan Kepustakaan, jakarta : bumi Aksara.
Mulyona, Deddy, 2005. Nuansa-nuansa Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya
Tubss L.Stewart dan Sylvia Moss,Human Communication, Bandung : Remaja rosda Karya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar