Selamat datang di Coretan Sederhanaku, Semoga Coretan Sederhana ini Sedikitnya bisa bermanfaat bagi anda"Feliks Jerych"

Sabtu, 28 Desember 2013

Coretan Dipenghujung Tahun 2013



Kebahagiaan adalah ketika kita diterima orang lain, dan menjadikan kita sebagai orang terdekat. Entah itu sebagai teman, sahabat, dan akan lebih bahagia lagi jika kita diterima menjadi orang spesial dalam kehidupan mereka, apalagi kalau mereka adalah orang yang sudah lama kita kagumi. Namun untuk mendapatkan orang-orang terdekat dalam kehidupan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, semuanya butuh usaha, dan waktu. Iyah.. “usaha dan waktu” kedua hal itu adalah poin penting untuk menjadikan sebuah hubungan yang baik. Karena semua manusia memiliki karakter yang berbeda-beda, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihannya, tak ada yang sempurnah. Kita harus berusaha untuk bisa menyesuaikan diri dengan mereka, kita harus belajar karakter agar kita tidak salah tingka dihadapan mereka. sabar dan pengertian adalah senjata ampuh untuk memuluskannya. Kita tidak perlu terburu-buru, atau juga putus asa, karena  waktulah yang akan menjawab jika semuanya sudah terlihat rapih.

 
Malam ini adalah malam minggu terakhir ditahun 2013. Dari sebuah meja sederhana yang biasa ku pakai untuk belajar, ku mencoba merenung dan membuka kembali tirai kehidupan yang sudah kulewati selama tahun 2013. Ada banyak kisah yang kudapat. Disana waktu memperkenalkanku pada suasana baru juga pada teman-teman yang baru. Pada awalnya sangat sulit untuk dijalani, semuanya memiliki liku-liku yang panjang namun kini aku mengerti itu adalah proses. Disana juga Tuhan menjumpai aku dengan orang-orang  yang memberikan pengaruh besar dalam hidupku dengan caranya masing-masing. Ditahun 2013 yang sebentar lagi akan berlalu ini, aku benar-benar merasakan ada  banyak perubahan besar dalam diriku. Dan hari ini harus kuakui bahwa itu semua terjadi karena besarnya kepedulian dari orang-orang terdekat, teman, dan sahabat atas diriku yang datang dengan penuh kekurangan ini.
Detik terasa semakin cepat bergulir, menghantarkan waktu terus berlalu, membuat malam semakin larut dalam kesunyian. Lagu “If Tomorrow never come” terdengar semakin keras menyadarkanku dari lamunan panjang. “Jika tak ada hari esok” syair lagu ini mengguncang hatiku, membuatku bersedih membayangkan masih banyak hal-hal yang belum kudapat ditahun 2013 ini. Semua hal yang menyenangkan dalam benakku hilang seketika. Pikiranku penuh dengan ribuan tanda tanya. Andai tidak ada hari esok akankah aku bisa membalas semua kebaikan yang telah orang-orang berikan kepadaku? Andai tidak ada hari esok, akankah mereka dapat memaafkan semua kesalahan yang pernah kulakukan? Andai tidak ada hari esok, akankah dia tahu betapa aku mencintainya? Pertanyaan ketiga ini sempat membuat jantungku tersentak. Andai tak ada hari esok, akankah dia tahu betapa aku mencintainya,???
Tiba-tiba pikiranku membayangkan seseorang yang sudah sejak lama menghiasi alam hayalanku, seseorang yang sudah sejak lama aku kagumi. Aku tidak terlalu hafal entah sejak kapan aku mengagguminya, tetapi yang pasti sudah lama senyuman itu menjadi flamboyan dunia hayalanku.
Aku benar-benar belum siap untuk melepas pergikan tahun 2013 ini, apalagi untuk menerima kenyataan jika tak ada hari esok. Dalam hati aku berkata, percuma banyak perubahan  terjadi dalam hidupku, kalau kebahagiaan yang sebenarnya sangat kubutuhkan tidak pernah kudapat. Kebahagiaan itu adalah ketika dia tahu betapa dirinya sangat kusayangi, betapa dirinya sangat kucintai. Namun aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, juga tidak menyalahkan waktu yang terlalu cepat berlalu. Aku hanya menyesal atas kebodohanku, yang tidak pernah berusaha untuk menunjukan perasaan ini, yang terlalu egois terhadap perasaan sendiri, yang membiarkan kebahagiaan itu direnggut oleh waktu.
Dinginnya udara Desember menusuk pori-pori kulit hingga kejantung, seakan ingin menyejukan hati dan pikiranku yang sedang berkecamuk mencari solusi. seiring berakhirnya Lagu “If tomorrow never come” ku atur langkahku menuju sebuah jendela. Sambil menghirupkan udara malam yang segar ku arahkan pandanganku ke titik yang paling jauh, disana aku melihat sebuah tulisan yang dihiasi oleh keindahan cahaya bintang. “harus ada hari esok, agar engkau tahu betapa aku mencintaimu”


Merry Christmas 2013 & Happy New Year 2014
Terimakasih atas semua yang telah diberikan
Mohon maaf atas semua kesalahanku


Selasa, 24 Desember 2013

Kedamaian Di Medan Perang



 

Pembawa renungan: Feliks Jerych


Pada tahun 1914 ada sebuah kisah menarik yang terjadi di malam Natal. Saat itu terjadi peperangan antara Inggris, Jerman dan Prancis. Dimalam Natal seperti itu, pastilah para prajurit ingin berada di rumah, berkumpul dengan keluarga, menyiapkan kado-kado, bernyanyi dan menikmati sukacita serta hidangan yang enak. Tapi kali ini mereka berada jauh dari rumah, jauh dari keluarga dan orang-orang yang dicintai. Salju yang turun menambah dinginnya udara malam dan dinginnya hati mereka. Perut lapar, dan pakaian yang basah, dinginnya  udara dan tempat tinggal yang becek serta ketidaknyamanan suasana perang merupakan suatu harmoni yang semakin menghilangkan semangat untuk mengangkat senjata. Ada satu kerinduan untuk berkumpul bersama keluarga di depan perapian sambil mengunya kue-kue yang lezat.

Seorang prajurit merintih menahan sakit, sementara yang lain menggigil kedinginan. Pimpinan mereka pun malam itu tidak seperti biasanya. Ia kelihatan sangat bersedih, menangis teringat akan anak dan istrinya. Entah kapan mereka akan pulang dan berada ditengah orang-orang yang mereka kasihi. Mereka semua berdiam membisu dalam beberapa jam, tetapi tiba-tiba nampak cahaya kecil yang bergerak-gerak dari arah pasukan Jerman. Ternyata ada prajurit Jerman yang membuat pohon natal kecil dan mengangkatnya keatas agar kelihatan. Ia melakukan itu sambil mengalunkan lagu “Stille Nacht, Heilige Nacht” atau lagu “malam kudus”. Alunan lembut lagu itu membuat hati para prajutrit pilu karena mereka teringat suasana natal di tengah keluarga. Prajurit Jerman yang menyanyikan lagu itu ternyata adalah seorang penyanyi tenor opera terkenal sebelum dikirim ke medan perang. Sambil bernyanyi prajurit itu berdiri dari tempat persembunyiannya sehingga musuh dapat melihatnya.  Ia ingin menyampaikan makna natal yang sesungguhnya, yaitu berbagi kasih dan damai. Prajurit tersebut bersediah mengorbankan nyawanya, ia bersediah ditembak oleh musuh karena mereka pasti melihatnya dengan jelas. Tetapi apakah yang terjadi?
Satu persatu dari masing-masing pasukan keluar dari persembunyiannya dan ikut bernyanyi. Mereka berkumpul bersama dan air mata tidak tertahankan. Seorang prajurit Inggris musuh bebuyutan Jerman malah mengiringi nyanyian tersebut dengan sebuah alat musik tiup yang dibawahnya. Tidak ada lagi lawan, tidak ada lagi peperangan, tidak ada benci, yang ada hanya kedamaian dalam kebersamaan. Mereka semua bernyanyi dalam bahasa mereka masing-masing, dilanjutkan lagi dengan lagu “Hai Mari Berhimpun”. Mereka yang tadinya adalah musuh yang berusaha saling membunuh, kini merasakan aliran kasih natal. Mereka bersama-sama menyembah dan bersyukur atas kelahiran Juru Selamat.

*      Kedamaian muncul ketika jauh dari orang-orang yang terkasih.
Komentar…
*      Natal menyejukan hati yang berkecamuk oleh kebencian, iri hati, dan amarah
Komentar…
*      Natal menumbuhkan keberanian dalam menghadapi persoalan hidup
Komentar…
*      Kasih natal dapat memusnahkan permusuhan
Komentar…
*      Tuhan menolong kita dengan caranya sendiri.
Komentar…

Selamat merayakan natal 2013
semoga dengan kelahiran Sang Juru Selamat
Dapat membawa Perubahan dalam diri kita
Dapat menyejukan hati yang penuh
dengan api amarah, kebencian, iri hati, dan dengki.
Marilah kita berbagi kasih dan kedamaian
yang Tuhan telah bagikan untuk kita.

Mohon maaf, atas tingkah dan canda
yang selama ini
mungkin terlalu berlebihan
hingga membuat kalian sakit hati.


Salam F. Jerych :)

Minggu, 22 Desember 2013

Kisah Seorang Ibu dan Anak


Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya, ia adalah sebuah hal yang memalukan. Ibuku menjalankan sebuah toko kecil pada sebuah pasar.

Dia mengumpulkan barang-barang bekas dan sejenisnya untuk dijual, apapun untuk mendapatkan uang yang kami butuhkan. Ia adalah sebuah hal yang memalukan.

Pada suatu hari di sekolah. Aku ingat saat itu hari ketika ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia melakukan hal ini kepadaku? Aku melemparkan muka dengan rasa benci dan berlari. Keesokan harinya di sekolah.. “Ibumu hanya memiliki satu mata?” dan mereka semua mengejekku.

Aku berharap ibuku hilang dari dunia ini maka aku berkata kepada ibu aku,”Ibu, kenapa kamu tidak memiliki mata lainnya? Ibu hanya akan menjadi bahan tertawaan. Kenapa Ibu tidak mati saja?” Ibu tidak menjawab. Aku merasa sedikit buruk, tetapi pada waktu yang sama, rasanya sangat baik bahwa aku telah mengatakan apa yang telah ingin aku katakan selama ini.

Mungkin itu karena ibu tidak menghukum aku, tetapi aku tidak berpikir bahwa aku telah sangat melukai perasaannya.

Malam itu, Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku menangis disana, dengan pelan, seakan ia takut bahwa ia akan membangunkanku. Aku melihatnya, dan pergi. Karena perkataanku sebelumnya kepadanya, ada sesuatu yang mencubit hati aku.

Meskipun begitu, Aku membenci ibuku yang menangis dari satu matanya. Jadi, Aku mengatakan diri ku jikalau aku akan tumbuh dewasa dan menjadi sukses, karena aku membenci ibu bermata-satu aku dan kemiskinan kami.

Lalu aku belajar dengan keras. aku meninggalkan ibu dan ke Seoul untuk belajar, dan diterima di Universitas Seoul dengan segala kepercayaan diri. Lalu, aku menikah. aku membeli rumah milikku sendiri. Lalu aku memiliki anak-anak juga. Sekarang, aku hidup bahagia sebagai seorang pria yang sukses. aku menyukainya disini karena ini adalah tempat yang tidak meningatkan aku akan ibu.

Kebahagiaan ini menjadi besar dan semakin besar, ketika seseorang tidak terduga menjumpai aku “Apa?! Siapa ini?”… Ini adalah ibu aku.. tetap dengan satu matanya. Ini rasanya seperti seluruh langit sedang jatuh ke diri aku. Anak perempuan aku lari kabur, takut akan mata ibu aku.

Dan aku bertanya kepadanya, “Siapa Anda? aku tidak mengenalmu!!” sandiwara aku. aku berteriak kepadanya “Mengapa engkau berani datang ke rumah aku dan menakuti anak aku! Pergi dari sini sekarang juga!”

Dan ibu dengan pelan menjawab, “Oh, maafkan aku. aku pasti salah alamat,” dan dia menghilang. Terima kasih Tuhan.. Ia tidak mengenali aku. aku merasa cukup lega. aku mengatakan kepada diri aku bahwa aku tidak akan peduli, atau berpikir tentang ini sepanjang sisa hidup aku.

Lalu ada perasaan lega datang kepada aku.. Suatu hari, sebuah surat mengenai reuni sekolah datang ke rumah aku. aku berbohong kepada istri aku mengatakan bahwa aku akan pergi perjalanan bisnis. Setelah reuni ini, aku pergi ke rumah lama aku.. karena rasa penasaran saja, aku menemukan ibu aku terjatuh di tanah yang dingin. Tetapi aku tidak meneteskan satu air mata sekalipun. Ia memiliki sepotong kertas di tangannya.. dan itu adalah surat untuk diri aku.

==========================
=======================
Anakku,

Aku pikir hidupku sudah cukup lama saat ini. Dan.. aku tidak akan mengunjungi Seoul lagi.. tetapi apakah itu terlau banyak jikalau aku ingin kamu untuk datang menunjungiku sekali-kali nak? aku sangat merindukanmu. Dan aku sangat lega ketika mendengar kamu akan datang dalam reuni ini.

Tetapi aku memutuskan untuk tidak datang ke sekolah.. Untuk Kamu.. aku meminta maaf jikalau aku hanya memiliki satu mata dan aku hanya membawa kemaluan bagi dirimu.

Kamu tahu, ketika kamu masih sangat kecil, kamu terkena sebuah kecelakaan, dan kehilangan satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak tahan melihatmu harus tumbuh dengan hanya satu mata.. maka aku memberikanmu mata aku.. aku sangat bangga kepada anak aku yang melihat dunia yang baru untuk aku, menggantikan aku, dengan mata itu.

Aku tidak pernah marah kepadamu atas apapun yang kamu lakukan. Beberapa kali ketika kamu marah kepada aku. aku berpikir sendiri,”Ini karena kamu mencintai aku.” Aku rindu waktu ketika kamu masih sangat kecil dan berada di sekitarku.

Aku sangat merindukanmu. Aku mencintaimu. Kamu adalah duniaku.

Sumber: http://www.facebook.com/duniapustaka
klik

Mengharukan, Wanita Ini Surati Suaminya Setelah 2 Tahun Meninggal Dunia

Brenda Schmitz meninggal dunia dua tahun lalu karena kanker. Namun cintanya kepada sang suami tak habis meski sudah tiada. Sebuah surat yang datang tiba-tiba pun membuat haru.

Kisah ini terjadi di Iowa, Amerika Serikat. Awalnya Brenda sering mendengar program hadiah Natal di radio KSTZ Star. Di radio itu sering diputar keinginan orang-orang yang tak beruntung saat Natal dan berharap ada perubahan.

Nah, beberapa hari sebelum ajalnya tiba, Brenda mengirim surat kepada teman baiknya. Surat itu harus dikirim ke radio KSTZ Star ketika suaminya sudah menemukan wanita lain sebagai pendamping. Isi surat adalah tentang permohonan Natal bagi sang suami dan keluarga barunya.

Saat ini, sang suami David sudah menemukan kekasih baru bernama Jane. Mereka kini sudah bertunangan. Surat itu pun akhirnya sampai di kantor radio KSTZ Star yang dikirim rekan Brenda yang dirahasiakan.



"Hello nama saya Brenda Schmitz dan ketika Anda mendapat surat ini, saya sudah tak ada karena kalah melawan kanker ovarium," tulis Brenda di pembuka surat yang dibacakan penyiar radio seperti dilansir news.com.au, Minggu (22/12/2013).

David yang dihadirkan di radio tersebut tak kuasa menahan haru. Dia kembali teringat perjuangan Brenda saat melawan kanker dan mengurus keempat anaknya.

"Saya bilang pada teman saya, setelah suami saya tercinta mendapatkan kekasih baru, surat ini harus dikirim ke radio," kata Brenda.

"Alasan saya menulis surat ini adalah saya punya keinginan untuk David, anak-anak dan wanita pendampingnya. Saya mau mereka tahu kalau saya menyayangi mereka dan berharap mereka selalu merasa aman di dunia yang penuh duka ini," harap Brenda.

Jane, kekasih baru David juga mendapat salinan surat ini dari pihak radio. Kepada Jane, Brenda punya harapan, "Terimakasih. Saya sayang kamu, siapa pun kamu,"

sumber: detikcom 
klik

Selasa, 17 Desember 2013

HADIAH SANG AYAH



Cerita inspiratif, sayang kalau dilewatkan. :)
 
Seorang pemuda sebentar lagi akan di-wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir dari jerih payah-nya selama beberapa tahun di bangku pendidikan. Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobilsport. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya.
Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu. Dia pun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya. Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya.
Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu. lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci! Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Alkitab yang bersampulkan kulit asli, di kulit itu terukir indah namanya dengan tinta emas.
Pemuda itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan alkitab ini untukku?" Lalu dia membanting Alkitab itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.
Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi seorang yang sukses, dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang yang terpandang. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas.
Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.

Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya.
Saat melangkah masuk ke rumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal di situ. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap jelek terhadap ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang dirumah itu.
Dan ketika dia membuka brankas ayahnya, dia menemukan Alkitab itu, masih terbungkus dengan kertas yang sama beberapa tahun yang lalu. Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Alkitab itu dan mulai membuka halamannya.
Di halaman pertama Alkitab itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, "Dan kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu,bagaimana Bapa-mu yang di sorga akan memberikan apa yang kamu minta kepada-Nya?" Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Alkitab itu.
Dia memungutnya, .... sebuah kunci mobil ! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan! Dia membuka halaman terakhir Alkitab itu, dan menemukan di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.
Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu.
Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok ke dalam bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga. Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang tak mungkin diobati........


Kamis, 12 Desember 2013

Cinta Sejati



Suatu siang , Jon seorang Siswa bertanya pada gurunya, apa CINTA SEJATI itu ?
Gurunya pun menjawab, berjalanlah lurus di taman bunga yang luas. Petiklah 1 bunga yang terindah menurutmu dan jangan pernah berbalik kebelakang.
Kemudian dia melakukannya, tapi dia kembali dengan tangan hampa, gurunya pun bertanya "mana bunganya?"
Dia menjawab "saya tidak dapat menemukannya, sebenarnya saya telah menemukannya. Tapi saya berpikir di depan masih ada yang lebih bagus lagi, tetapi ketika saya sampai di ujung taman, saya baru sadar bahwa yang saya temui pertama tadi itulah yang terbaik.
Tapi saya tidak bisa kembali ke belakang lagi, karena sudah ada yang mengambilnya.
Guru berkata " seperti itulah cinta sejati, semakin kamu mencari yang terbaik, maka kamu tak akan pernah menemukannya.

"Jangan pernah menyiakan cinta seseorang yang tumbuh di hatimu saat ini karena waktu tak akan pernah kembali"

Rabu, 11 Desember 2013

Kekayaan, Kesuksesan dan Kasih Sayang



CERITA RENUNGAN 
MAHASISWA KATOLIK REKOLEKSI (MAKAR) 2013
 Pembawa Renungan:  Feliks Jerych

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut". Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?" Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar". "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali", kata pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini". Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama sama", kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran. Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Kasih Sayang. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu."

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho... menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan."
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih Sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih Sayang." Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Kasih Sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih Sayang menjadi teman santap malam kita." Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Kasih Sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini." Si Kasih Sayang bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Kasih Sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?"

Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih Sayang, maka kemana pun Kasih Sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih Sayang, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta.

Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih Sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."