Selamat datang di Coretan Sederhanaku, Semoga Coretan Sederhana ini Sedikitnya bisa bermanfaat bagi anda"Feliks Jerych"

Jumat, 28 April 2017

Memburu Peluh Demi Berahi dan Nafkah


Bias keremangan malam kini terasa
Pesona beraja merangsang indra
Pupil mungil itu berbinar tajam
Sesekali Menengadah seakan merampas mantra

Lentik kelopak berayun pelan
Sedang sudut bibirnya terus merekah
Berharap dari sana datang sorotan nakal
Demi puaskan berahi dan nafkah anak semata wayang

Tempat itu semakian jauh ditinggalkan senja
Naluriah hewan dalam rupa manusia kian ekstra bekerja
Tiap sudut serambi ciptaan-Nya bertransaksi rasa
Sayup terdengar bisikan rendah tak kuasa menahan syahwat

Dari balik kamar yang berhiaskan kalam
Sepasang insan memburu nikmat mengusir kelam
Lenguh, desah dan erangan pelan menembus gelap
Lembaran angka bertebaran di atas cairan suci nan kental

Sebentar lagi semesta akan diperindah fajar
Sedang dibawahnya lelaki masih sili berganti mengaduh hasrat
Para pramuria kian liar melepaskan dahaga pelangganya
Tak peduli entah berapa benih manusia sudah mereka tumbalkan

Ya Allah
Berdosakah mereka?

Senin, 10 April 2017

Sayup-Sayup Hosanna Putra Daud










Senyum terpanah di awang-awang
Riuh rendah anak-anak datang penuhi jalan
Nada tak berkata sarat makna berkumandang
Bergema mendekap erat rindang alam

Sayup-sayup merasuk kalbu
Menyahutkan hosanna Putra daut
Sedang hijau palem berlambai akur
Bias keemasan fajar mencumbuhi embun
Dia berkilau kau pun tertegun

Di sana batu-batu beristri tanah
Kaki-kaki mungil Berderet telanjang
Kian semangat melawan setapak
Riang gembira menghadap Allah
Mensyukuri kasih-Nya yang Nyata


Senja kian erat dalam pelukan waktu
Lantunan syahdu Kasih Yesus
merenggut lamunku
Cerita kecil ku, aku merindu mu
Di sini Alur kedamaian itu tak tersuguh
Kota besar ini kau rapuhkan sungguh

Mata Sayu Itu


Terpahat dalam sukma
Acakan aksara tertata indah
Terbaik dari sang pemberi nama
Untuk dia yang suka bersumringah

Tatkala kita dipertemukan malam
Sanubari tak hentinya bergelora
Membara terbakar asmara
Cicak cicak terbahak mendengar desahan

Semilir angin berhembus tenang
Samar rintihan menembus malam
Ujung bibirmu kembali mengembang
Menikmati sisa-sisa indahnya dosa
Sebelum semuanya direnggut fajar

Mata sayu itu dalam ku tatap
Jiwa meriang tiap dia berucap
Semua angan seolah nyata
Sungguh dia istimewah