Oleh
: Feliks
Jerych
Natal
diidentikkan dengan perasaan damai, gembira, senang dan lain-lain yang tentunya
adalah sebuah momen yang sangat dinanti-nantikan oleh semua orang. Sehingga
pada saat natal, semua orang berkumpul dengan orang-orang yang dicintai dan
disayangi untuk membagi kedamaian dan kegembiraan, tidak sedikit pula dari kita
yang ingin menghabiskan moment natal bersama keluarga. karena kebahagiaan,
kedamaian natal tidak akan terasa sempurna bila dalam cerita kenangannya nanti
tidak ada kata keluarga didalamnya. Yah... keluarga, bagaimanapun kita semua
menyadari bahwa keluarga adalah mahligai terlahirnya sebuah kedamaian,
ketenangan dan kekuatan yang Tuhan hadirkan di dunia ini.
Namun,
apakah semua orang yang ikut merayakan natal di tahun 2013 ini merasakan
hangatnya kasih natal bersama keluarga,??? dan apakah yang tidak merayakan
natal bersama keluarga tidak merasakan indahnya natal,??? Jawaban dari semua
orang bila kita tanya satu persatu tentu saja berbeda, tergantung pengalamannya
masing-masing, dan yang pasti jawaban yang kita dengar semuanya menarik,
seperti yang saya alami di UKM Katolik Unitomo Surabaya. Yah... semenjak aku
meninggalkan kampung halamanku, dan menginjakkan kaki di Unitomo, Tuhan sudah memperkenalkan aku
dengan keluarga baru, yang kehangatan kasih sayangnya sama seperti apa yang saya dapat dari keluargaku.
Alunan
lonceng natal sudah mulai menggema masuk ke sudut-sudut hati seakan ingin
mengajak untuk mengkumandangkan sebuah kedamaian. Harum wangi pohon natal sudah
mulai tercium dimana-mana seakan ingin menghadirkan sebuah suka cita dan
kedamaian sejati.
Halam
depan hampir semua media penuh dengan coretan seputar kesibukan menjelang
natal, tidak sedikit pula yang memberitakan tentang kesibukan dari orang-orang
yang ingin merayakan natal bersama keluarga. Dunia sepak bola, yang sebelumnya
diramai oleh pemberitaan transfer pemain kini mulai dihangati oleh
pemain-pemain yang diliburkan untuk merayakan natal bersama keluarga.
Yah....berita
natal kali ini menghantarkan semuanya pada kebahagiaan karena semuanya
bermuarah pada kehangatan natal bersama keluarga.
Lalu,
apakah aku tidak merasakan kebahagiaan natal 2013?? tidak, tidak sama sekali.
Memang, kali ini aku tidak merayakan natal bersama keluargaku seperti
tahun-tahun sebelumnya. Namun walaupun demikian, bagiku suasana natal kali ini
tidak berbeda jauh dari natal-natal sebelumnya. bahkan ada beberapa peristiwa
yang belum pernah aku alami pada natal-natal sebelumnya, Yang tentunya menambah
kebahagiaanku.
Pagi itu,
tepatnya tanggal 24 Desember 2013. Aku menlangkah melewati jalan umum yang bagi
kaki ku sudah tidak asing lagi, karena aku sering lewat disana bila aku ke
kampus. Kondisi jalan tampak sepih berbeda dengan hari-hari sebelumnya, tapi
aku merasa itu bukanlah sebuah keanehan karena hari itu adalah hari natal.
Langkah yang sengaja kuatur pelan membawa aku ke tempat tujuanku yaitu Sekret
UKM Katolik Unitomo. Situasi tampak berbeda dengan suasana di jalan tadi. Di
sekret itu ku melihat anak-anak sudah banyak yang berkumpul, mereka terlihat
sibuk dan satu yang menurutku sangat luar biasa adalah ketika mereka sempat
menyapaku yang datang sedikit terlambat di tengah kesibukan mereka. Mereka
dengan penuh semangat menyelesaikan semua pekerjaan untuk persiapan natal
bersama. Dan yang menjadi pelajaran berharga juga bagiku, mereka
menyelesaikannya tanpa memandang ini bukan pekerjaanku, mereka tidak
mempesoalkan tugas yang telah diberikan. sungguh kebersamaan yang sangat luar
biasa. Yang perempuan dengan raut yang terus menyumbangkan senyuman sibuk
mempersiapkan makanan, sedangkan laki-laki terlihat semangat menyelesaikn
kandang natal yang dikoordinir oleh kak Ary, seorang putra kreatif dari Atambua.
Aku yang menyadari keterlambatanku ikut membantu menyelesaikan kandang natal.
Pukul
14.30 hasil kerja sama sudah mulai nampak, kandang natal dan pohon natal sudah
mulai memperlihatkan keindahannya. Aku yang ditugaskan untuk membawa renungan
natal malam itu, memilih untuk memisahkan diri dengan mereka. Putra UKMK yang
sudah dari paginya berkutat dengan kandang dan pohon natal dibantu oleh
teman-teman yang tadinya ditugaskan untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain
mengangkat pohon dan kandang natal itu menuju ke tempat acara dan melanjutkan
penyelesaiannya. Sedangkan saudara-saudaraku yang perempuan terlihat mulai
menunjukan nafas lega karena semua pekerjaannya hampir selesai.
Waktu
serasa semakin cepat berlalu, aku cemas karena waktuku untuk membuat renungan
itu tinggal 2 jam, dan setelah itu harus mempersiapkan diri untuk mengikuti
misa malam natal. Namun Tuhan sepertinya mengerti dengan kecemasanku, dia
menunjukan jalan bagiku untuk menemukan renungan yang cocok lewat Om Google.
hehehehe... hingga jam 06.00 semuanya sudah terlihat rapih, baik dari pohon dan
kandang natal, proses memasak, dan lain-lain. Sungguh kebersamaan yang sangat
luar biasa.
Musik dan
lagu natal berkumandang memberi warna indah di tempat acara terbut, membuat
hati kami penuh dengan kedamaian. Pukul 23.00. acara natal bersamapun dimulai. Sambutan Ketua Panitia, Ketua UKMK, dan
Sambutan Kak El yang mewakili senior mengawali semaraknya acara tersebut. Lewat
pesan dan kesan natal, mereka berhasil membahagiakan hati semua yang hadir, dan
menyadarkan semua akan pentingnya kebersamaan.
Alunan
instrument menghantarkan kami menuju renungan natal. Renungan yang berjudul
Kedamaian Ditengah Medan Perang menyadarkan kami semua akan makna natal yang
sesungguhnya, yaitu:
Berbagi
kasih dan damai.
Kedamaian
muncul ketika jauh dari orang-orang yang terkasih.
Natal
menyejukan hati yang berkecamuk oleh kebencian, iri hati, dan amarah
Natal
menumbuhkan keberanian dalam menghadapi persoalan hidup
Kasih natal
dapat memusnahkan permusuhan
Tuhan menolong
kita dengan caranya sendiri.
Alunan Instrumen Selamat Natal Mama, Selamat Natal Papa yang
mengiringi renungan malam itu, membuat semuanya terhanyut dalam sebuah
kesunyian, dan bahkan ada beberapa orang yang tak mampu menahan air mata.
Renungan diakhiri dengan salam-salaman dan lagu Salam Damai mengiringi
ketulusan hati kami menyampaikan kedamaian, kegembiraan dan kasih sayang natal
kepada saudara-saudara yang lain. Sungguh natal yang sangat mengharukan.
Kelembutan hembusan angin malam, ditemani lantunan
instrument natal yang tak mau berhenti mengiringi acara makan malam kami.
Potongan-potongan sinking rebus dan ikan asin yang sudah digoreng ala
sederhana, diracik oleh hangatnya kebersamaan menjadi menu makan pada malam
itu. Sungguh sebuah kenangan yang sangat indah dan sulit untuk terlupakan.
Makan malam selesai, canda ria yang dilatorbelakangi oleh
kedamaian, kegembiraan, dan kebahagiaan adalah acara terakhir yang kami pilih
untuk menghabiskan malam itu.
Sungguh kebersamaan yang sangat indah dan luar biasa
Sekian....
Surabaya, 09-01-2013
Salam
Feliks Jerych
Tidak ada komentar:
Posting Komentar