KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Keluarga
Terhadap Perkembangan/TingkahLaku Anak.” ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki. Terima kasih juga kepada Bpk. Drs.
R. Hartopo Eko Poetro, M. Si selaku dosen mata kuliah Psikologi Sosial yang
telah memberikan pengetahuannya tentang psikologi sosial dan juga yang telah
memberikan tugas ini kepada saya sebagai tindak lanjut langkah berpikir saya
dalam memahami psikologi sosial.
Saya
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pengaruh komunikasi keluarga terhadap perkembangan/tingkah
laku anak.
Saya
menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu saya berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhirnya
saya mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
membangun demi perbaikan di masa depan.
Surabaya, 20 Januari 2014
Feliks Herdinat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kasih sayang yang diberikan keluarga
lebih khusus yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya laksana hujan
ditengah kemarau panjang bagi seorang petani. Harus diakui bahwa setiap manusia
sangat membutuhkan kasih sayang dari keluarga. Lebih khusus pada masa bayi,
balita, kanak-kanak, sampai beranjak dewasa. Pada masa-masa ini, individu akan
terlihat bahagia, semangat, dan memperoleh ketenangan jiwa bila disentuh oleh
kehangatan kasih sayang keluarga.
Anak yang hidup tanpa kasih sayang yang tulus
dari orang tuanya tidak akan merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hidupnya.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap keluarga memikul tanggung jawab terhadap keselamatan, ketenangan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup setiap anggotanya. Pendidikan pertama diperoleh seorang anak dari orang tuanya. Dengan orang tuanyalah seseorang anak memulai interaksi dan komunikasinya.
Komunikasi merupakan hal penting dalam kehidupan individu untuk berinteraksi dengan lingkungannya. “Bayi yang baru lahir sekalipun sudah memerlukan komunikasi untuk menyampaikan apa yang ia ingin dan perlukan melalui tangisan. Dengan tangisanlah ia menyampaikan pesan bahwa ia haus, lapar, sakit, ataupun hanya sekedar ingin dibelai oleh ibunya.
Percakapan yang hangat antara anak dan orang tua mempunyai arti dan kebahagiaan yang penting bagi seorang anak. Senyum orang tua jika anak berbuat baik dapat membuat anak termotivasi untuk selalu berbuat baik. Cerita-cerita anak jika didengarkan dengan baik akan menjadikan anak lebih bersikap terbuka dan merasa dirinya dihargai. Penghargaan akan sangat penting artinya bagi seorang anak untuk menumbuhkan sikap percaya diri anak. “Percaya diri merupakan salah satu ciri atau karakteristik utama dari pribadi yang sukses.”
Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap keluarga memikul tanggung jawab terhadap keselamatan, ketenangan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup setiap anggotanya. Pendidikan pertama diperoleh seorang anak dari orang tuanya. Dengan orang tuanyalah seseorang anak memulai interaksi dan komunikasinya.
Komunikasi merupakan hal penting dalam kehidupan individu untuk berinteraksi dengan lingkungannya. “Bayi yang baru lahir sekalipun sudah memerlukan komunikasi untuk menyampaikan apa yang ia ingin dan perlukan melalui tangisan. Dengan tangisanlah ia menyampaikan pesan bahwa ia haus, lapar, sakit, ataupun hanya sekedar ingin dibelai oleh ibunya.
Percakapan yang hangat antara anak dan orang tua mempunyai arti dan kebahagiaan yang penting bagi seorang anak. Senyum orang tua jika anak berbuat baik dapat membuat anak termotivasi untuk selalu berbuat baik. Cerita-cerita anak jika didengarkan dengan baik akan menjadikan anak lebih bersikap terbuka dan merasa dirinya dihargai. Penghargaan akan sangat penting artinya bagi seorang anak untuk menumbuhkan sikap percaya diri anak. “Percaya diri merupakan salah satu ciri atau karakteristik utama dari pribadi yang sukses.”
Dari uraian di atas, dapat terlihat
betapa pentingnya terciptanya suasana komunikatif dalam keluarga, sehingga anak
akan merasa keluarga adalah istana atau tempat yang paling indah. Juga sesuatu
yang terpenting dalam hidupnya.
Adapun yang saya jadikan latar belakang masalah adalah hubungan “komunikasi keluarga dengan perkembangan/tingkah laku anak”. Latar belakang inilah yang mendorong saya untuk menggali dan membahas judul makalah ini, yaitu: “Pengaruh Komunikasi Keluarga Terhadap Perkembangan/TingkahLaku Anak.”
Adapun yang saya jadikan latar belakang masalah adalah hubungan “komunikasi keluarga dengan perkembangan/tingkah laku anak”. Latar belakang inilah yang mendorong saya untuk menggali dan membahas judul makalah ini, yaitu: “Pengaruh Komunikasi Keluarga Terhadap Perkembangan/TingkahLaku Anak.”
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan, saya memberikan
perumusan masalah yaitu “adakah pengaruh yang signifikan antara komunikasi
keluarga dengan perkembangan/tingkah laku anak ?”
Bab
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Secara
etimologis atau menurut asal katanya istilah komunikasi berasal dari bahasa latin,
yaitu comunication,
yang akar katanya adalah communis, tetapi
bukan partai komunis dalam kegiatan politik. Arti communis adalah sama,
dalamarti kata sama makna yaitu sama makna mengenai suatu hal. Secara terminologis komunikasi proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang pada orang lain. Dalam terminologi
yang lain komunikasi dapat dipandang sebagai proses penyampaian informasi,
dalam pengertian ini, keberhasilan komunikasi sangat tergantung dari penguasaan
materi dan pengaturan cara-cara penyampaiannya. Sedangkan pengirim dan penerima
pesan bukan merupakan komponen yang menentukan.
Lasswell
mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan
menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom
With What Effect?
Paradigma
Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai
jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
Komunikator (siapa yang mengatakan?)
Pesan (mengatakan apa?)
Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
Komunikan (kepada siapa?)
Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara
sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode)
pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima
yang menimbulkan efek tertentu.
B. Arus Komunikasi Keluarga
1. Dasar-Dasar Komunikasi dalam
Keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak
komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia. Mulyana pernah berujar, bahwa
tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana
makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara
beradab, karena cara-cara berperrilaku tersebut harus dipelajari lewat
pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah
komunikasi. Jadi komunikasi adalah inti dari semua hubungan dengan tingkat kedalaman yang bervariasi yang ditandai dengan kejujuran,
keterbukaan, pengertian, dan saling percaya di antara kedua belah pihak.
Keluarga
adalah sebagai sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan.
Didalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah karena pernikahan.
Pengertian
keluarga menurut Noor (1983) adalah suatu unit atau lingkungan masyarakat yang
paling kecil atau merupakan masyarakat yang paling bawah dari satu lingkungan
negara. Posisi keluarga atau rumah tangga ini sangat sentral seperti
diungkapkan oleh Aristoteles (dalam Noor, 1983) bahwa keluarga rumah tangga
adalah dasar pembinaan negara. Dari beberapa keluarga rumah tangga berdirilah
suatu kampung kemudian berdiri suatu kota. Dari beberapa kota berdiri daru
propinsi, dan dari beberapa propinsi berdiridatu negara.
Pada
dasaranya keluarga itu adalah sebuah komunitas dalam “satu atap”. Kesadaran
untuk hidup bersama dalam satu atap sebagai suami istri dan saling interaksi
dan berpotensi punya anak akhirnya membentuk komunikasi baru yang disebut
keluarga. Karenanya keluargapun dapat diberi batasan sebagai sebuah group yang
terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita perhubungan mana sedikit banyak
bertsanggung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga
dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiridari suami,
istri dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat
tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
Ketika
sebuah keluarga terbentuk, komunikasi baru karena hubungan darahpun terbentuk
pula. Di dalamnya ada suami, istri dan anak sebagai penghuninya. Saling
berhubungan, saling berinteraksi di antara mereka melahirkan dinamika kelompok
karena berbagai kepentingan, yang terkadang bisa memicu konflik dalam keluarga.
Oleh
karena itu, konflik dalam keluarga harus diminimalkan untuk mewujudkan keluarga
seimbang dan bagaimana cara berkomunikasi dalam keluarga dengan baik. Keluarga
seimbang adalah keluarga yang ditandai keharmonisan hubungan (relasi) antara
ayah dan ibu antara ayah dan anak serta antara ibu dan anak. Setiap anggota
keluarga tahu tugas dan tanggung jawab masing-masing dan dapat dipercaya.
Tak
dapat dipungkiri, hubunganyang menjadi kepedulian kebanyakan orang adalah
hubungan dalam keluarga, keluarga mewakili suatu konstelasi hubungan yang
sangat khusus.
Dilingkungan
keluarga, komunikasi
juga sangat besar kedudukannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup keluarga
yang bersangkutan. Tanpa dibarengi dengan pelaksanaan komunikasi yang terbuka
antar anggota dalam suatu keluarga dipastikan tidak akan terjadi keharmonisan
di dalamnya.
Dalam
keluarga juga paling sering terjadinya proses komunikasi dan informasi
pendidikan. Bukanlah pendidikan awalnya dari keluarga? Sebagian besar perilaku
orangtua dan lingkungannya dalam keluarga, akanselalu mendapatkan proses
pendidikan sepanjang anak-anak masih diasuh di dalamnya.
Didalam
lingkungan keluarga memang tidak hanya terjadi proses komunikasi pendidikanlain
seperti komunikasi massa (setidaknya sebagai anggota audiens pemirsa dan
pembaca media massa).
Infromasi
dalam lingkungan keluarga pun menyertai kehadiran proses komunikasi, baik
langsung ataupun tidak langsung. Seperti halnya proses komunikasi, proses
perjalanan informasi dalam lingkungan keluarga selalu sejalan sebagai penyerta
proses komunikasi.
2.
Aneka Komunikasi dalam Keluarga
1.
Komunikasi verbal
Komunikasi
verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara individu atau kelompok yang
mempergunakan bahasa sebagai alat perhubungan efektif tidaknya suatu kegiatan
komunikasi bergantung dari ketepatan kata-kata atau kalimat dalam mengungkapkan
sesuatu.
Kegiatan
komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam keluarga setiap hari
orang tua selalu ingin berbincang-bincang kepada anaknya., canda dan tawa
menyertai dialog antara orang tua dan anak.
2. Komunikasi
non verbal
Komunikasi
yang berlangsung dalam keluarga tidak hanya dalam bentuk verbal, tetapi juga
dalam bentuk nonverbal. Walaupun begitu, komunikasi nonverbal suatu ketika bisa
berfungsi sebagai penguat komunikasi verbal. Fungsi komunikasi verbal sangat
terasa jika, komunikasi yang dilakukan secara verbal tidak mampu mengungkapkan
sesuatu secara jelas.
3. Komunikasi
Individual
Komunikasi
individual atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang sering terjadi
dalam keluarga. Komunikasi yang terjadi berlangsung dalam sebuah interaksi
antarpribadi, antara suami dan istri, antara ayah dan anak, antara ibu dan
anak, antar anak dan anak.
4. Komunikasi
kelompok
Hubungan
akrab antara orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam keluarga
keakraban hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara orang tua
dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan. Suadahwaktunya orang tua meluangkan waktu
dan kesempatan untukduduk bersama dengan anak-anak, berbicara, berdialog dalam
suasana santai.
3.
Tahap-tahap
yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga
a.
Keluarga
dengan anak–anak prasekolah
Pada tahap ini dari lahir hingga usia 6 tahun, anak –
anak ada pada tahun puncak untuk mempelajari bahasa. Kemampuan berbahasa
terutama diperoleh dari keluarga khususnya dari interaksi anatara anak dan
pengasuh utama, ibunya. Anak – anak memulai kemampuan berbahasa dengan
menggunakan kata – kata tunggal. Anatara usia 18 – 24 bulan, ungkapan –
ungkapan dua kata muncul. Menjelangn usia 3 tahun anak- anak menguasai kira –
kira seribu kata, dan mulai usia 4-5 tahun mereka memperoleh kira-kira 50 kata
setiap bulan.
b.
Keluarga
dengan anak–anak usia sekolah
Anak – anak semakin mengalami kebebasan sejalan dengan
pertambahan usia. Mereka memperoleh pengaruh tidak hanya lewat komunikasi
keluarga yang masih merupakan kekuatan dominan, tapi juga lewat komunikasi
dengan pihak – pihak di luar keluarga. Dua dimensi komunikasi orang tua-anak
menjadi penting; penerimaan–penolakan dan kontrol otonomi.
c.
Keluarga
dengan anak–anak remaja
Tahap ini cenderung ditandai dengan bertambahnya konflik
sehubungan dengan bertambahya kebebasan anak–anak. Masalah–masalah otonomi dan
kontrol menjadi sangat tajam pada tahun–tahun ini. Anak–anak remaja mulai mengalihkan
komunikasi dari komunikasi keluarga kepada komunikasi dengan teman-teman sebaya
. Karena perubahan–perubahan fisiologis dan psikologis yang dialami remaja,
topik–topik tertentu menjadi perhatian mereka. Pendeknya, usia remaja merupakan
tantangan terbesar bagi komunikasi keluarga. Bila orang tua dan anak dapat
mengatasi badai, komunikasi selanjutnya akan lebih lancar. Selanjutnya dapat
disimpulkan dengan pertambahan usia, hubungan kita dengan saudara- saudara
kandung tetap penting. Misalnya, penelitian
di Universitas Purdue menunjukkan bahwa wanita yang mempunyai hubungan akrab
dengan seorang saudara perempuannya mengalami kurang depresi dalam kehidupan
lanjutnya. Klagsbrun melaporkan, berdasarkan survey, bahwa wanita lebih cenderung
merasa akrab dengan saudara-saudara perempuannya dibandingkan dengan pria
terhadap saudara-sudara prianya dan bahwa saudara-saudara kandung lebih cenderung
akrab sebagai orang–orang dewasa bila perbedaan usia mereka tidak lebih dari
lima tahun antara yang satu dengan lainnya.
4.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga
Berkomunikasi
itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi dengan baik kepada
orang lain. Dilain waktu seseorang mengeluh tidak dapat berkomunikasi dengan
baik kepada orang lain.
Dalam
keluarga, ketika dua orang berkomunikasi, sebetulnya mereka berada dalam
perbedaan untuk mencapai kesamaan pengertian dengan cara mengungkapkan dunia
sendiri yang khas, mengungkapkan dirinya yang tidak sama dengan siapapun.
Sekalipun yang berkomunikasi ibu adalah antara suami dan istri antara ayah dan
anak antara ibu dan anak, dan antara anak dan anak, hanya sebagian kecil mereka
itu sama-sama tahu, sama-sama mengalami, sama pendapat, dan sama pandangan.
Ada
sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi kimunikasi da,am keluarga, seperti
yang akan duraikan berikut ini :
a.
Citra diri dan citra orang lain
Citra
diri atau merasa diri, maksudnya sama saja. Ketika orang berhubungan dan
berkomunikasi dengan orang lain, dua mempunyai citra diri dia merasa dirinya sebagai
apa dan bagaimana. Setiap orang mempunyai gambaran–gambaran tertentu mengenai
dirinya statusnya, kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan
apa dan bagaimana ia berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya,
didengarnya, bagaimana penilaiannya terhadap segala yang berlangsung
disekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi dan persepsi
orang.
Tidak
hanya citra diri, citra orang lain juga mempengaruhi cara dan kemampuan orang
berkomunikasi. Orang lain mempunyai gambaran tangkhas bagi dirinya. Jika
seorang ayah mencitrakan anaknya sebagai manusia yang lemah, ingusan, tak tahu
apa-apa, harus di atur, maka ia berbicara secara otoriter. Akhirnya, citra diri
dan citra orang lain harus saling berkaitan, saling lengkap-melengkapai.
Perpaduan kedua citra itu menentukan gaya dancara komunikasi.
b. Suasana
Psikologis
Suasana
Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit berlangsung bila
seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa irihati,
diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
c. Lingkungan
Fisik
Komunikasi
dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan cara yang
berbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang terjadi
di sekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana di rumah
bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal. Demikian juga
komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki
norma yang harus diataati, maka komunikasi yang berlangsungpun harus taat
norma.
d. Kepemimpinan
Dalam
keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga
dipengaruhi oleh pola kepemimpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan
menentukan pola komunikasi bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan yang
membentuk hubungan-hubungan tersebut. Menurut Cragan dan Wright, kepemimpinan
adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke
arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan
keefektifan komunikasi kelompok.
e. Bahasa
Dalam
komunikasi verbal
orang tua atau anak pasti
menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu
kesempatan bahasa yang dipergunakan oleh orang tua ketika secara kepada anaknya
dapat mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat. Tetapi dilain
kesempatan, bahasa yang digunakan itu tidak mampu mewakili suatu objek yang
dibicarakan secara tepat. Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
f. Perbedaan
Usia
Komunikasi
dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa berbicara sekehendak
hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara. Berbicara kepada anak kecil
berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka mempunyai dunia masing-masing
yang harus dipahami.
C.
Komunikasi
Interpersonal
Berikut
beberapa pengertian komunikasi interpersonal menurut para ahli:
1. Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi
diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara
dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
2. Menurut
Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh
orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
3. Komunikasi
interpersonal adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau
nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi
yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat,
guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
4. Menurut
Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan
komunikan, komunikasi jenis ini dianggap
paling efektif
dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya
yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator
mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi
dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif
atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada
komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).
D.
Analisa
Dari uraian-uraian pada komunikasi keluarga di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa komunikasi keluarga sangat penting perannya dalam mempengaruhi perkembangan/tingkah laku anak atau individu baru. Jika kita mendidik anak dengan menggunakan komunikasi yang baik maka anak atau individu baru tersebut akan berkembang menjadi seseorang yang memiliki tingkah laku baik pula. Sebaliknya jika seorang anak dalam proses perkembangannya berada dilingkungan yang kurang baik, lingkungan yang terkenal dengan kekerasan dan hal-hal buruk lainnya, maka anak tersebut akan berkembang menjadi seorang yang menyukai kekerasan juga.
Dari uraian-uraian pada komunikasi keluarga di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa komunikasi keluarga sangat penting perannya dalam mempengaruhi perkembangan/tingkah laku anak atau individu baru. Jika kita mendidik anak dengan menggunakan komunikasi yang baik maka anak atau individu baru tersebut akan berkembang menjadi seseorang yang memiliki tingkah laku baik pula. Sebaliknya jika seorang anak dalam proses perkembangannya berada dilingkungan yang kurang baik, lingkungan yang terkenal dengan kekerasan dan hal-hal buruk lainnya, maka anak tersebut akan berkembang menjadi seorang yang menyukai kekerasan juga.
Selain dari komunikasi keluarga
dalam komunikasi interpersonal juga kita bisa melihat danya keterkaitan dengan
perkembangan prilaku individu baru, hal itu dijelaskan pada poin 3 menurut (Mulyana,
2000, p. 73) yang mengatakan bahwakomunikasi antara orang-orang secara tatap
muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi
yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat,
guru-murid dan sebagainya, juga pada poin 4 menurut pemikiran Efendi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian dalam Bab pembahasan di atas, maka saya dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut.
a.
Komunikasi adalah dimana ada masyarakat
yang melakukan hubungan sosial disitu ada kegiatan komunikasi.
Keluarga
merupakan sebuah
lembaga yang terkecil dimana di dalamnya hidup bersama pasangan suami istri
secara sah karena pernikahan.
Komunikasi
dalam keluarga adalah sebuah penyampaian pesan atau informasi yang berlangsung
dalam keluarga. Disitu diperlukan keterbukaan di dalam berkomunikasi antar
anggota dalam suatu keluarga. Segala perilaku orang tua dan lingkungannya dalam
keluarga akan selalu mendapatkan proses pendidikan sepanjang anak–anak masih di
asah di dalamnya.
b. Aneka komunikasi dalam keluarga
1. Komunikasi verbal
2. Komnikasi nonverbal
3. Komunikasi Individual
4. Komunikasi Kelompok
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi dalam keluarga adalah
1.
Citra diri dan citra orang lain
2.
Suasana psikologis
3.
Lingkungan fisik
4.
Kepemimpinan
5.
Bahasa
6.
Perbedaan usia
Dari
pengertiann komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh para ahli diatas
kita bisa melihat adanya pengaruh komunikasi interpersonal dalam menentukan
perkembangan individu. Hal itu kita bisa melihat pada poin 4 menurut pemikiran
Effendi yang mengatakan bahwa pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan
komunikan, komunikasi jenis ini dianggap
paling efektif
dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya
yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator
mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi
dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif
atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada
komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).
B. Saran
Diharapkan
kepada para Pembaca agar memperhatikan poin-poin penting dalam makalah ini
untuk menerapkan dalam keluarga, lebih khusus pada saat kita mendidik sang buah
hati, agar dia bisa berkembang menjadi individu yang baik di kemudian hari.
Tingkah
laku yang baik yang ditunjukkan seseorang mencerminkan kebaikan dari keluarga
yang membesarkannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahri, 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga,
Jakarta : Rineka Cipta.
M. Yusuf,
Pawit, 2009. Ilmu Informasi Komunikasi dan Kepustakaan, jakarta : bumi
Aksara.
Mulyona,
Deddy, 2005. Nuansa-nuansa Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya
Tubss L.Stewart dan Sylvia Moss,Human Communication,
Bandung : Remaja rosda Karya