Selamat datang di Coretan Sederhanaku, Semoga Coretan Sederhana ini Sedikitnya bisa bermanfaat bagi anda"Feliks Jerych"

Selasa, 24 Desember 2013

Kedamaian Di Medan Perang



 

Pembawa renungan: Feliks Jerych


Pada tahun 1914 ada sebuah kisah menarik yang terjadi di malam Natal. Saat itu terjadi peperangan antara Inggris, Jerman dan Prancis. Dimalam Natal seperti itu, pastilah para prajurit ingin berada di rumah, berkumpul dengan keluarga, menyiapkan kado-kado, bernyanyi dan menikmati sukacita serta hidangan yang enak. Tapi kali ini mereka berada jauh dari rumah, jauh dari keluarga dan orang-orang yang dicintai. Salju yang turun menambah dinginnya udara malam dan dinginnya hati mereka. Perut lapar, dan pakaian yang basah, dinginnya  udara dan tempat tinggal yang becek serta ketidaknyamanan suasana perang merupakan suatu harmoni yang semakin menghilangkan semangat untuk mengangkat senjata. Ada satu kerinduan untuk berkumpul bersama keluarga di depan perapian sambil mengunya kue-kue yang lezat.

Seorang prajurit merintih menahan sakit, sementara yang lain menggigil kedinginan. Pimpinan mereka pun malam itu tidak seperti biasanya. Ia kelihatan sangat bersedih, menangis teringat akan anak dan istrinya. Entah kapan mereka akan pulang dan berada ditengah orang-orang yang mereka kasihi. Mereka semua berdiam membisu dalam beberapa jam, tetapi tiba-tiba nampak cahaya kecil yang bergerak-gerak dari arah pasukan Jerman. Ternyata ada prajurit Jerman yang membuat pohon natal kecil dan mengangkatnya keatas agar kelihatan. Ia melakukan itu sambil mengalunkan lagu “Stille Nacht, Heilige Nacht” atau lagu “malam kudus”. Alunan lembut lagu itu membuat hati para prajutrit pilu karena mereka teringat suasana natal di tengah keluarga. Prajurit Jerman yang menyanyikan lagu itu ternyata adalah seorang penyanyi tenor opera terkenal sebelum dikirim ke medan perang. Sambil bernyanyi prajurit itu berdiri dari tempat persembunyiannya sehingga musuh dapat melihatnya.  Ia ingin menyampaikan makna natal yang sesungguhnya, yaitu berbagi kasih dan damai. Prajurit tersebut bersediah mengorbankan nyawanya, ia bersediah ditembak oleh musuh karena mereka pasti melihatnya dengan jelas. Tetapi apakah yang terjadi?
Satu persatu dari masing-masing pasukan keluar dari persembunyiannya dan ikut bernyanyi. Mereka berkumpul bersama dan air mata tidak tertahankan. Seorang prajurit Inggris musuh bebuyutan Jerman malah mengiringi nyanyian tersebut dengan sebuah alat musik tiup yang dibawahnya. Tidak ada lagi lawan, tidak ada lagi peperangan, tidak ada benci, yang ada hanya kedamaian dalam kebersamaan. Mereka semua bernyanyi dalam bahasa mereka masing-masing, dilanjutkan lagi dengan lagu “Hai Mari Berhimpun”. Mereka yang tadinya adalah musuh yang berusaha saling membunuh, kini merasakan aliran kasih natal. Mereka bersama-sama menyembah dan bersyukur atas kelahiran Juru Selamat.

*      Kedamaian muncul ketika jauh dari orang-orang yang terkasih.
Komentar…
*      Natal menyejukan hati yang berkecamuk oleh kebencian, iri hati, dan amarah
Komentar…
*      Natal menumbuhkan keberanian dalam menghadapi persoalan hidup
Komentar…
*      Kasih natal dapat memusnahkan permusuhan
Komentar…
*      Tuhan menolong kita dengan caranya sendiri.
Komentar…

Selamat merayakan natal 2013
semoga dengan kelahiran Sang Juru Selamat
Dapat membawa Perubahan dalam diri kita
Dapat menyejukan hati yang penuh
dengan api amarah, kebencian, iri hati, dan dengki.
Marilah kita berbagi kasih dan kedamaian
yang Tuhan telah bagikan untuk kita.

Mohon maaf, atas tingkah dan canda
yang selama ini
mungkin terlalu berlebihan
hingga membuat kalian sakit hati.


Salam F. Jerych :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar