Hari
ini, Minggu tanggal 10 mei, 2015 merupakan “Mother’s Day” atau Hari Ibu di
Australia. Ada hal menarik, yang mungkin dapat dipetik manfaatnya bagi para
remaja kita. Yakni bagaimana remaja disini mengkoordinir beragam kegiatan
sosial. Sebagai bentuk penghargaan bagi kaum ibu.
Bertepatan
dengan Hari Ibu, jatuh pada hari Minggu, maka para remaja dari berbagai
kalangan telah melakukan berbagai kegiatan sosial. Disamping pengumpulan dana
untuk membantu para pengungsi yang sedang sakit, salah satunya adalah
mempersiapkan berbagai makanan kecil khususnya bagi kaum ibu.
Mengambil
tempat di aula Rumah Sekolah, sejak pagi hari sudah tampak berbagai kesibukan
dari para remaja ini, yang rata rata berusia antara 12 – 14 tahun. Mereka ini
adalah siswi dari SMP, yang bergabung dalam organisasi muda mudi.
Dengan
wajah ceria, mereka menanti ibadah hari Minggu selesai dan dianak tangga mereka
sudah siap dengan napan yang berisi kue aneka ragam. Sambil tersenyum
manis,mengucapkan pada setiap wanita:” Happy Mother’s Day”. Dan kemudian
menyodorkan napan berisi kue.
morning tea/doc.pri |
Saya
biarkan istri saya mengambil sebuah kue, sedangkan saya tidak mengambilnya,
karena saya pikir itu hanya untuk kamu ibu. Eh ternyata disusul sama si nona,
sambil mengatakan: ”Excuse me, for you too”,sambil tersenyum. “Kue ini saya
buat sendiri, cobalah ya “ katanya. Maka saya pun mengambil satu.
Mempersiapkan
Morning Tea
Ternyata
tidak hanya sebatas sepotong kue,tetapi para remaja ini, sudah mempersiapkan
dua buah meja, yang berisikan the dan kopi,serta beragam jenis makanan kecil.
Ketika saya tanyakan, dari mana mereka dapatkan dana untuk membuat kue dan
mempersiapkan semuanya ini?
“Kami
joint, mengumpulkan dari jajanan “Kata Jenny, yang kelihatan jadi pemimpinnya.
Sebagian kami belikan bunga untuk ibu kami dan selebihnya kami siapkan makanan
kecil ini untuk semua ibu ibu yang berkenan singgah”
Jenny,paling kanan dan Amy diujung kiri/doc,pri |
Kami
terharu, menyaksikan keikhlasan mereka untuk bekerja keras dan mengeluarkan
dana sendiri, demi untuk memberikan penghargaan bagi kaum ibu. Kelihatan ada
kaum bapak yang kasak kusuk,mengajak untuk mengumpulkan sedikit dana untuk
membantu, keuangan anak anak ini. Kami berdua tentu sangat setuju. Namun ketika
hasil uang yang terkumpul diserahkan kepada Jenny, ia malah menolak dengan
halus. ”Terima kasih, please berikan saja pada pastor, agar dapat membantu
orang orang sakit dan membutuhkan dana. Kami tidak mau menerima uang.”
Bahasanya
sangat lemah lembut, namun ketegasannya sangat nyata, bahwa semua mereka
lakukan dengan ikhlas dan tak ingin mendapatkan imbalan dalam bentuk apapun.
“Suatu
waktu, kami semua akan menjadi seorang ibu dan kami mau mulai belajar sejak
sekarang, bagaimana melayani orang lain, tanpa menerima imbalan apapun. Karena
hal itulah yang dilakukan oleh para ibu di dunia.” Kata Jenny yang tampil
dengan sikap dan tutur kata yang jauh lebih dewasa dari pada umurnya yang baru
14 tahun.
remaja ini ,belajar,memberi tanpa pamrih/doc.pri |
Tolong Doakan Kami
Sambil
tangannya sibuk melayani. Amy,yang mengaku baru kenal Jenny dalam kegiatan
sosial ini, tampaknya tak kalah lincah dari Jenny. “Tolong doakan kami, agar
kelak jadi ibu ibu yang baik” katanya sambil menatap dengan matanya yang tulus
dan berbinar binar.
“Kami
berbagi tugas,kebetulan saya dapat tugas disini. Teman teman saat ini juga
sedang melakukan kegiatan yang sama di beda lokasi. Pokoknya hari ini, kami
ingin mengisi hari kami dengan menyampaikan rasa hormat kami, bukan hanya
kepada ibu kami saja, tetapi kepada semua ibu ibu”
Terharu
Menyaksikan
anak anak remaja ini, berbaur dari berbagai sekolah, untuk sebuah kegiatan
sosial, untuk mengawali hari hari mereka, dengan belajar melayani, seperti
seorang ibu melayani keluarganya, tanpa pamrih.
Tanpa
terasa, saya sangat terharu. Semoga dapat menjadi contoh bagi para remaja kita
di tanah air.
Mother’s Day, 10 May, 2015
Sumber:
Tjiptadinata Effendi