Jangan tutup mata saya, saya ingin
melihat dunia untuk terakhir kalinya. Ucap salah satu terpidana mati menjelang
eksekusi.
Bagaimana perasaan anda ketika mendengar kalimat di atas??
Bagaimana perasaan anda ketika mendengar kalimat di atas??
Apapun perasaan anda, itu adalah
tergantung anda sendiri. Tapi bagi saya, itu merupakan kata-kata yang dalam
yang sulit untuk bisa saya jelaskan juga merupakan kalimat yang tak mau saya
dengarkan di dunia ini. Jujur saya tidak mampu melangkah mendengar kalimat itu,
rasanya seluruh tubuh saya nyeri. Saya membayangkan betapa besar harapannya
untuk tetap bisa menikmati indahnya dunia ini. Betapa ia mencintai kehidupan
yang datangnya hanya sekali saja.
Mungkin anda berpikir bahwa kalau
mau menikmati dunia tentu diimbangi dengan melakukan hal-hal yang benar. Iya
saya sependapat, tetapi sebagai pertimbangan anda juga yang menjadi yang
pertimbangan saya pribadi adalah apakah kita tidak pernah melakukan kesalahan,
sudah pantaskah kita dicap sebagai orang benar? menurut saya ini sesuatu yang
sulit untuk dipertanggung jawabkan. Selama kita berjenis manusia tentu kita
tidak pernah luput dari yang namanya kesalahan hanya saja porsinya yang
berbeda. Ada yang melakukan kesalahan kecil, sedang dan besar. Dari berbagai
macam porsi kesalahan tersebut tinggal saja bagaimana seharusnya kita menindaklanjutinya,
apa yang harus kita lakukan agar nilai kemanusiaannya tidak hilang. Dalam hal
ini jika dipikirkan secara manusiawi, masih ada beribu cara yang selalu siap
dan setia menanti kita untuk dijadikan pilihan.
Namun semuanya sudah berlalu, dan kita
telah sepakat untuk memilih cara yang kejam. Kita telah mengabaikan rasa
kemanusiaan yang sering dipraktikan oleh sang pembunuh berdarah dingin dan
mungkin juga kita lebih kejam dari mereka.
Banyak orang yang beranggapan bahwa
binatang lebih kejam dari manusia. Untuk saat ini saya meragukan pendapat itu.
Saya mengatakan ini bukan tanpa alasan, memang pada umumnya binatang itu kejam
tetapi tidak semua sama halnya dengan manusia juga. Manusia memiliki rasa
kemanusiaan tetapi tidak semua.
Beberapa hari yg lalu, saya menonton
video di youtube.
Sebuah video yg mengharukan, dimana seekor gajah dewasa tengah bersusah payah menyelamatkan seekor gajah muda yg terjebak dlm sebuah sumur tua.
Setelah melihat video tersebut sy merasa malu, karena dia berhasil mengajarkan hal yg luar biasa kepada manusia.
Dia telah mmberikan contoh nyata arti saling menolong dan saling menyelamatkan, yg seharusnya sudah menjadi kekhasan manusia atau yg biasa disebut manusiawi.
Ditengah kesibukan manusia mencari kesalahan atau bahkan membunuh manusia lain, Gajah justru mengajarkan manusia tentang rasa kemanusiaan yg sebenarnya.
Dia (gajah) tak mempermasalahkan kesalahan dan masa lalu, untuk melakukan tugas mulianya itu, karene dia tahu betul bahwa hidup adalah pemberian, kesempatannya hanya sekali dan akan selalu begitu.
Sebuah video yg mengharukan, dimana seekor gajah dewasa tengah bersusah payah menyelamatkan seekor gajah muda yg terjebak dlm sebuah sumur tua.
Setelah melihat video tersebut sy merasa malu, karena dia berhasil mengajarkan hal yg luar biasa kepada manusia.
Dia telah mmberikan contoh nyata arti saling menolong dan saling menyelamatkan, yg seharusnya sudah menjadi kekhasan manusia atau yg biasa disebut manusiawi.
Ditengah kesibukan manusia mencari kesalahan atau bahkan membunuh manusia lain, Gajah justru mengajarkan manusia tentang rasa kemanusiaan yg sebenarnya.
Dia (gajah) tak mempermasalahkan kesalahan dan masa lalu, untuk melakukan tugas mulianya itu, karene dia tahu betul bahwa hidup adalah pemberian, kesempatannya hanya sekali dan akan selalu begitu.