Pada
kesempatan ini saya ingin berbagi ilmu kepada teman-teman tentang cirri-ciri,
kekuatan, dan kelmahan dari 4 pola dasar watak manusia. Tulisan ini bersumber
dari beberapa artikel dan blog yang dapat saling melengkapi yang saya peroleh
dari surfing di internet.
Ada
banyak manfaat yang bisa kita peroleh apabila kita kita memahami cirri,
kekuatan, dan kelemahan tiap pola dasa watak manusia, terutama saat kita
berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai situasi dan kondisi.
Dalam
kehidupan rumah tangga, apabila kita kurang memahami watak dari pasangan kita,
maka pasangan suami-istri sering bertengkar terus-menerus, Dengan memahaminya,
maka kita akan sangat terbantu sekali. Kita dapat mengerti mengapa suami
tiba-tiba sangat marah ketika meja kerjanya yang berantakan diatur rapi.
Kita
juga dapat memahami mengapa istri kita tidak mau nendengar sedikitpun pendapat
kita, tak mau kalah, cenderung mempertahankan diri, selalu merasa benar dengan
pendapatnya dan makin sengit bertengkar kalau kita mau coba-coba untuk mengalahkannya.
Seorang ibu pun tak perlu bingung dan pusing oleh watak keras kepala
anak–anaknya apabila mampu memahami anak-ananknya.
Kita
juga akan mudah memahami mengapa pegawai kita mudah berjanji dan mudah \
melupakannya, “Oh ya, saya lupa” katanya sambil tertawa santai.
Sebagai
contoh, seorang pemimpin perlu memahami watak dari para pegawainya, sehingga
mengetahui bagaimana harus memperlakukan pegawainya, dan mengetahui bagaimana
cara motivasi para pegawainya agar kinerja mereka produktif dan sesuai yang
diharapkan..
Florence
Litteur, penulis buku terlaris “Personality Plus” menguraikan, ada 4 (empat)
pola watak dasar manusia, yaitu sanguinis, melankolis, koleris, dan plegmatis.
1.
SANGUINIS
(Yang Populer)
Mereka
cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan
bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak
emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan,
dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Namun
orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung
berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat
meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis.
Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa
pada janji apalagi bikin rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia
akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu
akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan
akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak
lakukan apapun juga.
Seorang
sanguinis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :
Kekuatan
: suka bicara, antusias, ekspresif, ceria, penuh rasa ingin tahu, hidup di masa
sekarang, mudah berubah (banyak kegiatan/keinginan), berhati tulus,
kekanak-kanakan, senang berkumpul (untuk bertemu dan bicara), umumnya hebat di
permukaan, mudah berteman dan menyukai orang lain, senang dengan pujian, ingin
menjadi perhatian, menyenangkan dan dicemburui orang lain, mudah memaafkan
(tidak menyimpan dendam), mengambil inisiatif/menghindar dari hal-hal yang
membosankan, spontanitas, serta seorang yang demonstratif dan emosional.
Kelemahan
: suara dan tertawa yang keras, membesar-besarkan suatu hal, susah diam, mudah
dikendalikan oleh keadaan/orang lain (suka nge-Gank), sering minta persetujuan,
RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek), banyak bicara saat bekerja dan melupakan
kewajiban, mudah berubah-ubah, susah tepat waktu jam kantor, prioritas kegiatan
kacau, mendominasi,percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan
tuntas, sering mengambil permasalahan orang lain menjadi seolah-olah
masalahnya, egoistis, sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yang sama,
serta konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”.
2.
MELANKOLIS
(Yang Sempurna)
Mereka
agak agak berseberangan dengan sanguinis. Seorang melankolis cenderung serba
teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan
fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya
secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja
mendominasi pembicaraan, namun orang melankolis cenderung menganalisa,
memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan
betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.
Orang
melankolis selalu ingin serba sempurna dan ingin teratur. Karena itu jangan
heran jika balita anda yang `melankolis tak `kan bisa tidur hanya gara-gara
selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba
mengubah isi lemari yang telah ia disusun, sebab betul-betul ia tata-apik
sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia
perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak
setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu
tiba-tiba jadi lain
Seorang
melankolis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :
Kekuatan
: analitis, mendalam, dan penuh pikiran, serius dan bertujuan, terjadwal,
artistik, musikal dan kreatif, sensitif, mau mengorbankan diri dan idealis,
standar tinggi dan perfeksionis, senang perincian, tekun, serba tertib dan
teratur (rapi), hemat, melihat masalah dan mencari solusi kreatif (sering
terlalu kreatif), kalau sudah mulai, dituntaskan, berteman dengan hati-hati,
puas di belakang layar, menghindari perhatian, mau mendengar keluhan, setia,
serta sangat memperhatikan orang lain.
Kelemaan
: cenderung melihat masalah dari sisi negatif, murung dan tertekan, mengingat
yang negatif dan pendendam, mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri
rendah, lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan, tertekan pada
situasi yang tidak sempurna dan berubah-ubah, terlalu menganalisa dan
merencanakan (if..if..if..), standar tinggi, hidup berdasarkan definisi, sulit
bersosialisasi, sensitif terhadap kritik yang menentang dirinya, sulit
mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang), serta skeptis terhadap
pujian).
3.
KOLERIS
(Yang Kuat)
Mereka
suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia
tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa saja ia suruh
melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ sehingga orang koleris
tak punya banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi
`korban’ karakternya yang suka `ngatur’ dan tak mau kalah itu.
Orang
koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “hanya
saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena
itu mereka sangat “goal oriented”, tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan
sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan
berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan.
Kalau ia sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi”, maka hampir dapat dipastikan
apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak
mudah menyerah, serta tak mudah pula mengalah.
Seorang
koleris mempunyai kekuatan dan kelebihan sebagai berkut :
Kekuatan
: seorang leader, pengambil keputusan, dinamis, aktif, sangat memerlukan
perubahan, berkemauan keras dalam mencapai sasaran, bebas dan mandiri, suka
tantangan, berprinsip “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus
lebih baik dari hari ini”, solutif, praktis, dan bergerak cepat, mendelegasikan
pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas, membuat dan menentukan
tujuan, mau memimpin dan mengorganisasi, biasanya punya visi, serta unggul
dalam keadaan darurat.
Kelemahan
: tidak sabar dan cepat marah, senang memerintah, susah sedikit santai,
menyukai kontroversi dan pertengkaran, terlalu kaku dan keras, tidak menyukai
air mata dan emosi tidak simpatik, serta tidak suka yang bertele-tele,
keputusan sering tergesa-gesa, banyak tuntutan pada orang lain, cenderung
memperalat orang lain, menghalalkan segala cara demi tujuan, gila kerja, sulit
minta maaf, mungkin selalu benar tetapi tidak popular.
4.
PLEGMATIS
(Cinta Damai)
Mereka
tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, meski ia
tidak suka. Baginya kedamaian adalah segalanya. Jika timbul masalah ia akan
berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi
sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya segera selesai.
Kaum
plegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin, cenderung diam,
kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar
ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan
ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang
berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para
pendengar yang berkerumun itu orang-orang plegmatis. Sedang yang bicara tentu
saja sanguinis.
Berurusan
dengan orang plegmatis bisa serba salah. Ibarat keledai, “kalau didorong
ngambek, tapi kalau dibiarin tiak jalan”. Jika kita punya pegawai plegmatis,
anda harus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri.
Seorang
plegmatis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :
Kekuatan
: mudah bergaul, santai, tenang, teguh, sabar, pendengar yang baik, tidak
banyak bicara, cenderung bijaksana, simpatik, baik hati, sering menyembunyikan
emosi, kuat di bidang administrasi, cenderung ingin segalanya terorganisasi,
penengah masalah yang baik, cenderung berusaha menemukan cara termudah,baik di
bawah tekanan, menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan, humoris,senang
melihat dan mengawasi, peduli, serta mudah rukun dan damai
Kelemahan
: cenderung tidak suka perubahan/kegiatan baru, takut dan khawatir, menghindari
konflik dan tanggung jawab, keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar),
terlalu pemalu dan pendiam, humor kering dan mengejek (sarkatis), kurang
berorientasi pada tujuan, sulit bergerak dan kurang memotivasi diri, lebih suka
sebagai penonton daripada terlibat, tidak senang didesak, serta suka
menunda-nunda/menggantungkan masalah.
Setelah membaca uraian diatas,
apakah sekarang anda sudah mengetahui anda masuk golongan apa?Lalu bagaimana
dengan orang-orang terdekat anda, mereka masuk golongan apa? Jangan-jangan anda
sekarang mulai mengerti mengapa suami-istri-anak-rekan anda berperilaku
“seperti itu” selama ini. Dan anda pun akan tertawa sendiri mengingat-ingat
berbagai perilaku dan kejadian selama ini.
Dalam diri manusia tidaklah
memiliki waak yang identik seperti uraian diatas. Menurut Florence Litteur,
dalam penelitiannya bahwa ternyata keempat watak itu pada dasarnya juga
dimiliki setiap orang, hanya `kadar\nya. Oleh sebab itu muncullah beberapa
kombinasi watak manusia, beberapa diantaransebagai berikut ini :
1.
KOLERIS-SANGUINIS
Artinya
kedua watak itu dominan sekali dalam mempengaruhi cara kerja dan pola
hubungannya dengan orang lain. Di sekitar kita banyak sekali orang-orang
koleris-sanguinis ini. Ia suka mengatur orang, tetapi juga senang bicara (dan
mudah juga jadi pelupa).
2.
KOLERI MELANKOLIS
Mungkin
anda akan kurang suka bergaul dengan dia. Bicaranya dingin, kalem, baku, suka
mengatur, tak mau kalah dan terasa kadang menyakitkan (walaupun sebetulnya ia
tidak bermaksud begitu). Setiap jawaban anda selalu ia kejar sampai mendalam,
sebab ia perfeksionis, tahu detail dan agak dingin.
Menghadapi
orang koleris-melankolis, anda harus fahami saja sifatnya yang memang `begitu’
dan tingkatkan kesabaran anda. Yang penting sekarang anda tahu, bahwa ia
sebetulnya juga baik, namun tampak di permukaan kadang kurang simpatik, itu
saja.
3.
PLEGMATIS-MELANKOLIS
Pembawaannya
diam, tenang, tapi ingat semua yang anda katakan, akan ia pikirkan, ia analisa.
Lalu saat mengambil keputusan pastilah keputusannya berdasarkan perenungan yang
mendalam dan ia pikirkan matang-matang.
Banyak
lagi tentunya kombinasi-kombinasi yang ada pada tiap manusia, tetapi yang
penting adalah bagaimana memanfaatkannya dalam berbagai aktivitas hidup kita.
Jika suami-istri saling mengerti sifat dan watak ini, mereka akan cenderung
berusaha `memaafkan’ pasangannya. Lalu berusaha untuk menyikapinya secara
bijaksana.
Dalam
penerimaan pegawai untuk bidang-bidang yang membutuhkan tingkat ketelitian dan
keteraturan yang tinggi, tempatkanlah orang-orang yang melankolis (yang
sempurna). Untuk bagian promosi, iklan, resepsionis, MC, humas, wiraniaga,
tentu tempatkanlah orang-orang sanguinis. Jangan posisikan orang-orang
plegmatis di bagian penagihan ataupun penjualan, maka hasilnya pasti akan amat
mengecewakan.
Manusia memang amat beragam. Muncul
sedikit tanda tanya, diantara semua watak itu, mana yang paling
baik?Jawabannya, menurut Florence, tak ada yang paling baik. Semuanya baik dan
masing-masing pmempunyai kekuatan dan kelemaan tersendiri. Tanpa orang
sanguinis, dunia ini akan terasa sepi. Tanpa orang melankoli, mungkin tak ada
kemajuan di bidang riset, keilmuan dan budaya. Tanpa orang koleris, dunia ini
akan berantakan tanpa arah dan tujuan. Tanpa orang plegmatis, tiada orang bijak
yang mampu mendamaikan dunia.
Yang penting bukan mana yang
terbaik, sebab kita semua bisa mengasah keterampilan kita berhubungan dengan
orang lain(interpersonal skill). Seorang yang ahli dalam berurusan dengan orang
lain, ia akan mudah beradaptasi dengan berbagai watak itu. Ia tahu bagaimana
menghadapi sifat pelupa dan watak acaknya orang sanguinis, misalnya dengan
memintanya untuk selalu buat rencana dan memintanya melakukan segera. Ia jago
memanas-manasi (menantang) potensi orang koleris mencapai tujuannya, atau
`membakar’ orang plegmatis agar segera bertindak saat itu juga. ”Inilah
seninya”, kata Florence “dalam berinteraksi dengan orang lain”. Tentu saja
awalnya adalah, “Anda dulu yang harus berubah”. Belajarlah jadi pengamat
tingkah laku manusia…(lalu tertawalah)!
Sumber:
Senin, Desember 12, 2011 Ahmad Khoirul Zulfithor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar