Teringat…
Sore
itu, kutemukan dirinya berdiri di pinggir jalan,
ditemani
kaleng kecilnya yang masih berbunyi nyaring…
Tubuhnya
yang terlihat lesu bertumpuh pada
kedua
kaki mungilnya yang tampak bertelanjang…
Tangan
yang polos tanpa noda menjulurkan
kaleng
kecilnya pada setiap orang yang lewat…
Senyum
ramah dibibirnya mengembang,
menyapa
penghuni kota tanpa pandang bulu,,,
tanpa
mengharapkan senyuman balasan,,,
bagaikan
matahari yang selalu memberikan keindahannya
kepada
dunia tanpa memandang insan yang baik dan yang buruk….
Terkadang
ia berharap recehan-recehan dari tangan
orang-orang
yang dia tawarkan masuk ke dalam kalengnya,,,
namun
tidak menjadi alasan baginya untuk
menjatuhkan
air mata kecewa, bila harapannya tidak dimengerti….
Bocah
oh bocah….
Sesekali
aku menjatuhkan air mata bila membayangkan diriku
yang
belum bisa membantunya….
Caranya menghadapi dunia yang penuh tanda Tanya ini,
adalah
pelajaran berharga bagiku,
dan
mungkin juga bagi kamu,, bahkan bagi mereka…
Dia
takkan terhapus dari ingatanku…
tampangnya
yang seadanya, suara mungilnya,
dan
senyuman penuh tanda tanya yang selalu mengembang
di
bibirnya terlalu kekal untuk mengenal duka…..
S e k i a n…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar