TEMA:
Komunikasi Interpersonal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
Hidupnya seorang manusia tidak akan pernah terlepas atau terhindar dari sapaan
manusia lain. Dia akan selalu dan selalu bertemu sapa dengan individu-individu,
baik itu di lingkungan masyarakat, sekolah, kampus, organisasi dan lain
sebagainnya sesuai dengan struktur sosial, porsi dan kedudukannya
masing-masing.
Dalam
menjalankan roda kehidupan tersebut tentulah komunikasi menjadi sarana atau
media yang nantinya akan mengarahkan
jalan mana yang harus ditempuh. Berbicara mengenai komunikasi bukanlah sesuatu
yang mudah seperti yang dibayangkan, apa lagi untuk memenuhi patokan di atas,
yakni komunikasi sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup bermasyarakat.
Seperti
yang kita semua ketahui bahwa di lingkungan manapun di dunia ini, pasti kita
akan berhadapan dengan orang-orang yang memiliki karakter, watak, sikap dan
kebudayaan yang berbeda-beda. Sehingga sulit untuk tidak mengakui bahwa kitapun
akan kewalahan bila berhadapan dengan mereka. Dalam beberapa kasus mungkin hal
ini tidak terlalu berpengaruh, misal jika kita berjalan di pasar dan ketemu dengan
orang banyak dan kita abaikan, tidak akan terjadi apa-apa. Akan tetapi hal lain
akan muncul bila itu terjadi pada saat kita memperjuangkan sesuatu. Dalam hal
ini saya ambil contoh organisasi. Dalam memperjuangkan atau menjalankan roda
sebuah organisasi tentu komunikasilah yang menjadi tumpuan kita agar ide-ide
atau maksud kita dapat diketahui dan dipahami oleh orang lain.
Namun
itu semua tidak akan berjalan lancar dan mulus sesuai yang kita harapkan, atau
pesan komunikasi kita tidak akan tersampaikan dengan baik apabila kita tidak
memiliki kemampuan untuk memahami watak, karakter, sifat dan kebudayaan dari
lawan bicara kita. Ini adalah bagian terpenting dalam menyapaikan pesan
komunikasi di organisasi atau pada saat kita berinteraksi dengan orang lain, karena
kita semua tahu bahwa organisasi adalah wadah atau tempat berkumpulnya
individu-individu yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda atau biasa
disebut heterogen.
Sulit
untuk tidak percaya bahwa semua orang akan mendapat masalah serius bila tidak
memiliki kemampuan-kemampuan seperti yang dibahas di atas tadi, bahkan hal ini
juga selalu menghantui pembicara-pembicara profesional dalam tour karir mereka.
Untuk
memuluskan semua problema dan rintangan tersebut di atas tentu kita perlu
adanya solusi, dimana solusi itu nantinya akan memecahkan persoalan-persoalan
yang memiliki peluang terjadinya kegagalan-kegagalan dalam penyampaian pesan
komunikasi atau pada saat individu berinteraksi. Sampai sejauh ini masyarakat
di dunia percaya ilmu psikologi memiliki peran yang sangat penting dari
kesuksesan mereka dalam menjalankan proses komunikasi. Hal tersebut kita harus
akui, karena pengertian dari psikologi tersebut membuktikan itu, yakni “ilmu psikologi adalah: ilmu terapan yang
mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental
manusia secara ilmiah, (Wikipedia Bahasa Indonesia)”.
Menyadari
hal tersebut di atas sangat urgent dalam
kehidupan kita sehari-hari, yang tak pernah lepas dari proses interaksi, oleh
karena itu lewat makalah yang berjudul “Peran
Ilmu Psikologi Untuk Meminimalisir Kegagalan-Kegagalan terhadap Penyampaian
Pesan Dalam Berinteraksi” saya mengajak semua lapisan masyarakat dari
berbagai kalangan, mari kita bersama-sama mencoba, memahami dan mempraktekan
ilmu ini dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga ke depannya
persoalan-persoalan yang ditimbulkan oleh kesalahpahaman seperti yang dibahas
panjang lebar di atas tadi akan semakin berkurang.
B. Tujuan
Makalah
ini dibuat dengan tujuan:
1.
Agar semakin memahami cara-cara
berinteraksi yang baik dan benar
2.
Mengurangi kesalahan-kesalahan dalam
penyampaian pesan pada saat berinteraksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Landasan
Berpikir
Sebelum
kita jauh menyelam dalam pembahasan ini, agar lebih terarah alangkah baiknya
saya mulai dengan membahas pengertian dari beberpa aspek penting dalam makalah
ini:
1. Komunikasi
sebagai model interaksi
Wilbur Schramm
mengemukakan bahwa model komunikasi interaksional mengamati hubungan antara
seorang pengirim dan penerima. Model komunikasi ini menekankan proses
komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi
berlangsung dua arah: dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada
pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung.
Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi baik
pengirim amupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi
keduanya sekaligus.
Pernyataan Wilbur
Schramm digambarkan seperti gambar di bawah ini.
2.
Proses Komunikasi
2.1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim
pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan
harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan
yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau
diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal
atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa:
1.
Informasi
2.
Ajakan
3.
Rencana
kerja
4.
Pertanyaan
dan sebagainya
2.2. Simbol/ isyarat
Pada
tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya
dapat dipahami oleh orang lain.
Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan
anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan
penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku
atau menunjukkan arah tertentu.
2.3. Media/penghubung
Adalah
alat untuk penyampaian pesan seperti; TV, radio surat kabar, papan pengumuman,
telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang
akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
2.4. Mengartikan kode/isyarat
Setelah
pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si
penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut,
sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.
2.5. Penerima pesan
Penerima
pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun
dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud
oleh pengirim
2.6. Balikan (feedback)
Balikan
adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan
tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer
atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan
pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan
atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima
pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman
atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan
atau tidak
Balikan
yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan
terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan
perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang
diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat
menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan
serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
2.7. Gangguan
Gangguan
bukan merupakan bagian dari proses
komunikasi
akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap
situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal
yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima
salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
3.
Psikologi Komunikasi
Menurut
George A. Miller, psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan
dan mengendalikan peristiwa mental dan perilaku dalam komuikasi.
Ruang
Lingkup Psikologi Komunikasi Hovland, Janis, dan Kelly, semuanya psikolog, mendefinisikan
komunikasi sebagai “the process by which an individual (the communicator)
transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals
(the audience)”. Dapat diartikan komunikasi dalam kerangka psikologi
behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal.”
B.
Fenomena
Dalam
membahas fenomena ini saya tidak ingin bermuluk-muluk, saya mengambil contoh
kasus-kasus sederhana yang terjadi di organisasi yang mungkin juga kasus-kasus
seperti ini sering kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari di lingkungan
masyarakat.
Dibeberapa
kesempatan selama saya berada di organisasi, sering saya temukan
persoalan-persoaalan serius terjadi yang dikarenakan kesalahpahaman, kesalahan
persepsi dan lain sebagainya yang kalau saya analisa semuanya terjadi karena
kurangnya pemahaman dan kesadaran dari organ-organ organisasi tersebut akan
pentingnya peran psikologi dalam membangun komunikasi yang berintelek.
Kasus-kasus
yang saya temukan seperti: minggatnya anggota dari keorganisasian karena tidak
merasa nyaman dengan pengurus yang ada. Dan Anggota menangis karena candaan
berlebihan yang diberikan anggota lain. Mungkin ini adalah kasus yang sangat
sederhana bila kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa besar lain yang
terjadi dilingkungan masyarakat saat ini. Namun saya tekankan,
permasalahan-permasalahan sederhana inilah yang nantinya akan menjadi
permasalahan serius di kemudian hari bila tidak diatasi dengan baik atau dengan
langkah yang bijak.
C.
Analisa
Merujuk
pada pengertian dan pembahasan dari berbagai cabang ilmu pengetahuan yang
terdapat dalam pembahasan di atas tadi, juga melihat fenomena yang sudah saya
angkat sebelumnya. Itu semua adalah bagian dari kegagalan-kegagalan dalam
berinteraksi. Pada kesempatan ini saya bisa menegaskan bahwa remaja atau
masyarakat sekarang, hasrat untuk membaca bukunya sangat rendah, hal ini
dipengaruhi oleh kemajuan teknologi komunikasi yang ditandai dengan maraknya
gadget-gadget yang beredar di masyarakat. Sulit untuk tidak setuju bahwa hampir
sebagian besar waktu kita yang hidup pada jaman ini dihabiskan dengan
menggunakan gadget. Tentu hal ini sangat berdampak buruk bagi keharmonisan
hubungan kita. Mengapa demikian? Dalam pembahasan mengenai psikologi komunikasi
di atas tadi mengatakan psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan,
meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan perilaku dalam komuikasi.
Untuk mempraktekan ilmu psikologi tersebut tentu kita harus terbiasa berkumpul
atau berdiskusi dengan orang lain, Sehingga mental kita terbiasa bila
berhadapan dengan orang lain yang kita tahu memiliki watak, dan latar
kebudayaan yang berbeda-beda.
D.
Kesimpulan
Jika
kita sering membaca terutama membca tentang proses komunikasi, dan psikologi
komunikasi; “karena pembahasan kita mengenai peran psikologi dalam komunikasi”,
dan juga sering berkumpul dan berdiskusi dengan individu lain, maka saya yakin
hal-hal seperti yang saya angkat di fenomena tadi akan berkurang dengan
sendirinya. Karena kita sudah memahami betul apa yang seharusnya kita perbuat
atau kita ucapkan kepada lawan bicara kita sehingga dia bisa menerimanya dengan
baik. Selain itu juga membaca dan berdiskusi yang dilakukan dengan rutin akan
berdampak baik bagi perkembangan intelektual kita, Terutama dalam menghadapi
tantangan-tantangan yang luar biasa di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA